Sukrani saat menerima bantuan bedah rumah dari Persit. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kehidupan Ni Wayan Sukrani (40), warga Banjar Jelantik Mamoran, Desa Tojan, Klungkung, banyak mengundang rasa iba. Di tengah situasi pandemi, ia masih berupaya menghidupi kedua adik tirinya yang merupakan penyandang disabilitas dengan kondisi rumah nyaris ambruk.

Sehari-hari ia hanya mengandalkan jualan pamor (kapur sirih) dan menjadi tulang punggung bagi kedua adiknya itu. Saat ditemui Sabtu (6/3), Sukrani mengaku sudah mengabdikan hidupnya untuk merawat kedua adik tirinya itu, setelah ditinggal kedua orangtuanya.

Ayahnya meninggal. Ibunya pulang ke rumah bajang. Setiap hari ia hanya jualan pamor di Pasar Umum Galiran. Paling banyak dapat Rp 20 ribu sehari. “Kadang juga ada langganan yang membeli. Jangankan untuk memperbaiki rumah peninggalan bapak, untuk bisa makan saja di saat kondisi saat ini sudah sangat bersyukur,” kata Sukrani.

Baca juga:  Pemkab Klungkung Raih Penghargaan Peran Aktif Pemberdayaan Disabilitas

Ia juga terkadang menjadi buruh tani jika ada yang menyuruhnya untuk memetik bunga atau kegiatan kasar lainnya di sawah. Setiap peluang yang bisa dikerjakan, ia ambil demi menyambung hidup.

Saat ditinggal pergi, adiknya yang nomor dua terpaksa dikunci di kamar, karena takut pergi dengan kondisinya yang disabilitas. Sedangkan adiknya terkecil juga hiperaktif, terpaksa ditinggal dengan kondisi yang sama. “Pernah ditinggal paling lama dua jam, saya pulang mengecek, kadang isi rumah sudah diberantakin semua,” keluh Sukrani.

Adiknya itu pernah sekolah di SLB. Namun sudah tak bisa melanjutkan sekolah karena pandemi.

Selain itu, juga tidak bisa mengantar karena lokasinya jauh. Sementara adiknya lagi satu, dikatakan sudah dua bulan ketinggalan pelajaran karena tidak punya fasilitas untuk belajar daring.

Baca juga:  Balita Tewas Tertimbun Longsor, Sang Ayah Ngaku Tak Punya Firasat

Nestapa keluarga ini akhirnya sampai juga di kalangan TNI. Prajurit TNI dari Kodim 1610/Klungkung pun tak tinggal diam.

Mereka berupaya membantu meringankan beban hidup Sukrani. Akhirnya, Sukrani mendapat bantuan bedah rumah, yang diwujudkan oleh para istri tentara, yang tergabung dalam Persatuan Istri Tentara (Persit) Kartika Chandra Kirana (KCK) Pengurus Daerah (PD) IX/Udayana Bali.

Untuk pembangunannya, dilaksanakan jajaran kodim yang dipimpin langsung, Dandim 1610 Klungkung, Letkol Czi Paulus Joni Simbolon.

Akhirnya, Sukrani sudah menempati rumah layak huni. Ketua Persit KCK PD IX/Udayana, Ny. Uli Simanjuntak, Sabtu (6/3) menyerahkan bantuan bedah rumah ini didampingi Wakil Ketua Persit KCK PD lX/UDY, Ny. Fendy Candra Ketua Persit KCK Korcabrem 163/WSA, Fetty Husein Sagaf dan Ketua Persit KCK Cabang XXXIII 1610/Klungkung Ny. Dian Risky Novita Sinaga.

Baca juga:  Tebing Pantai Kelingking Terbakar, Puluhan Wisatawan Terjebak

Usai penyerahan, Uli Simanjuntak mengatakan kondisi Sukrani memang layak dibantu. Bantuan bedah rumah ini bahkan sudah lengkap dengan isinya.

“Terimakasih kami sampaikan kepada Kodim 1610/Klungkung, yang sudah menggerakkan jajarannya, sehingga bangunan terwujud dengan cepat, bahkan 25 hari selesai,” katanya.

Sementara itu, Dandim 1610/Klungkung, Letkol Czi Paulus Joni Simbolon, mengatakan, bantuan bedah rumah ini sudah diproses sejak awal Februari. Diawali pembongkaran bangunan yang sudah rusak nyaris roboh, dilanjutkan membuat pondasi rumah dengan ukuran 5 meter x 6 meter.

Dandim juga mengajak pasukannya untuk terus aktif membantu pemerintah menangani warga kurang mampu, terlebih di tengah pandemi. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *