Loloan Pantai Dreamland Dipenuhi Sampah. (BP/Edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Imbas hujan ekstrem, sampah kiriman tak hanya menyerbu pantai Kuta, namun sampah kiriman juga memenuhi loloan atau muara sungai pantai Dreamland, Desa Pecatu, seperti terlihat Minggu (7/2). ternyata, kondisi ini sudah terjadi sejak dua minggu lalu.

Menurut Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta, mengatakan, sampah tersebut sebenarnya sudah ditindaklanjuti dengan melaksanakan gotong royong yang diikuti oleh komponen masyarakat dan komunitas di Desa Pecatu. Untuk penanganannya sementara ini masih dengan dibakar dan dipotong, sebab medan untuk mengevakuasi sampah itu ke TPS cukup sulit.

Baca juga:  Penertiban di Sanur Kauh, Satpol PP Amankan 9 Orang Diduga PSK

Selain itu sampah itu kebanyakan berupa kayu. “Saat ini masih memungkinkan kalau dibakar,” ujarnya.

Ke depan, pihaknya berharap tidak lagi dilakukan pembakaran sampah, apalagi saat pariwisata kembali pulih. Mengingat aktivitas tersebut kurang ramah dengan lingkungan, yaitu menimbulkan polusi udara dan berisiko memicu kerapuhan tebing. Pihaknya berharap kepada pemerintah untuk mencari jalan solusi akan permasalahan itu.

“Salah satunya membuat akses jalan memutar kendaraan yang menuju ke area pantai. Sebab diketahuinya akses evakuasi sampah dari pantai masih bisa diusahakan, selama ada akses jalan memutar nantinya. Kalau ada akses memutar itu, maka kendaraan yang masuk bisa dengan leluasa. Sebab saat ini aksesnya hanya 1 dan tidak ada tempat memutar, jadi memang cukup menyulitkan untuk dievakuasi menggunakan mobil,” harapnya.

Baca juga:  Jelang Imlek, Waspada Kondisi Cuaca Ekstrem

Terpisah, Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun DLHK Badung, AA Gde Dalem menerangkan, permasalahan sampah di loloan pantai Dreamland Pecatu memang menjadi permasalahan klasik yang sudah terjadi sejak dulu, khususnya pada musim sampah kiriman. “Dulu itu pernah diatensi, tapi permasalahannya disana akses kendaraan kita yang sulit. Sebenarnya ada jalan, tapi itu relatif sempit dan tidak bisa kita terjunkan alat berat kesana untuk melakukan pengangkutan,” ujarnya.

Baca juga:  Abrasi di Pantai Jineng Agung Gilimanuk Makin Parah

Sampah di loloan tersebut diketahuinya sebenarnya sudah muncul dari beberapa minggu lalu. Setelah sempat dibersihkan masyarakat, Minggu ini sampah itu kembali muncul dengan lumayan banyak karena pengaruh cuaca ekstrim.

Biasanya, evakuasi sampah tersebut kecenderungan dilakukan oleh swadaya masyarakat dan komunitas peduli lingkungan. Sebab mereka menyadari bahwa DLHK juga mengatensi pantai lain di Badung yang mengalami permasalahan serupa, sehingga sistem evakuasi dilakukan secara bergiliran dan bertahap. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *