Manajemen Sriwijaya Air dan keluarga korban melakukan tabur bunga di perairan Kepulauan Seribu, Jumat (22/1). (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Manajemen Sriwijaya Air melakukan tabur bunga di perairan Kepulauan Seribu pada Jumat (22/1). Dalam kesempatan itu, ditegaskan bahwa evaluasi internal akan dilakukan pascajatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak pada Sabtu (9/1).

“Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti KNKT dan Perhubungan,” kata Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena setelah tabur bunga di KRI Semarang, Kepulauan Seribu, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Namun, ia belum memberikan detail langkah evaluasi internal yang dilakukan karena masih menunggu hasil laporan kecelakaan dari otoritas terkait. Sebelummya, ia mengungkapkan Sriwijaya Air SJ-182 dalam kondisi baik saat terbang.

Baca juga:  DVI RS Polri Bersiap Lakukan Identifikasi Jasad Korban

Saat ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang menganalisa data rekaman penerbangan SJ-182 untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat yang dipimpin Kapten Pilot Afwan tersebut. Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 merupakan pesawat jenis Boeing 737-500 buatan tahun 1994 atau berusia sekitar 27 tahun.

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC itu hilang kontak pada hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, kemudian diketahui jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, pada pukul 14.36 WIB.

Baca juga:  Sejumlah Artis Nyaleg dari PDIP

Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya pada pukul 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data “manifest”, pesawat itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru.

Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Sementara itu, operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) terhadap korban maupun puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 resmi dihentikan setelah Basarnas sudah melakukan operasi selama tujuh hari dan sudah memperpanjang 2×3 hari, pada Jumat (21/01).

Baca juga:  Gandeng Kemendagri dan BNPP, BRI Dorong Financial Inclusion hingga Perbatasan

Tim SAR gabungan menemukan bagian tubuh korban yang dikumpulkan dalam 324 kantong jenazah. Dari jumlah tersebut, tim DVI sudah mengidentifikasi 47 korban. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *