Prof. Wiku Adisasmito. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tambahan kasus COVID-19 yang dilaporkan nasional mengalami penurunan dari sehari sebelumnya pada Kamis (21/1). Jumlahnya ada di bawah 12.000 orang.

Data dari Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, terjadi penambahan 11.703 kasus. Kumulatifnya kini melampaui 950 ribu orang. Tepatnya terdapat 951.651 kasus terkonfirmasi COVID-19 yang ditangani Indonesia.

Bali masih masuk dalam 10 besar penyumbang kasus terbanyak karena hari ini tambahan kasusnya masih relatif tinggi, 483 orang.

Hari ini juga terdapat pasien yang sembuh. Sayangnya jumlah tambahan hariannya masih lebih sedikit dari kasus baru.

Baca juga:  Dari Puluhan Hotel dan Vila di Bali Beralih Investor hingga Mobil Pembawa Sembako Rusak Berat Tertimpa Pohon

Tercatat ada 9.087 orang dilaporkan sembuh sehingga total pasien COVID-19 sembuh sebanyak 772.790 orang (81,2 persen).

Sementara itu untuk pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang meninggal kembali mencetak rekor baru. Terdapat 346 korban jiwa. Sehingga terdapat total 27.203 kematian (2,9 persen).

Jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat mencapai 151.658 orang (15,9 persen). Secara umum, total suspek sebanyak 79.418 rang.

Sebaran COVID-19 telah menjangkit 34 provinsi di Tanah Air. Mencakup 510 kabupaten dan kota.

Posko Daerah

Dalam update penanganan COVID-19 Nasional, Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, mengatakan kasus aktif di Indonesia lebih kecil dari kasus aktif dunia yang sebesar 26,04 persen. “Seperti yang saya sampaikan, zonasi risiko mengalami perkembangan yang tidak diharapkan,” sebutnya.

Baca juga:  Atasi Sakit Tenggorokan dengan Sejumlah Cara Ini

Ini, menjadi alarm keras bagi semua pihak. Pemerintah daerah agar segera dapat melakukan evaluasi terhadap penanganan COVID-19. “Bahwa terdapat 18 kabupaten/kota zona merah yang sedikit lagi masuk zona orange,” ujarnya.

Sebanyak 18 kabupaten/kota itu terdapat di 14 provinsi. Tidak ada zona merah di Bali yang masuk dalam kategori ini.

Wiku juga mengatakan posko di daerah menjadi hal yang penting dalam penanganan COVID-19 dan bencana. Terkait pandemi, diharapkan melalui posko dapat dilakukan pemantauan membantu daerah dalam langkah pencegahan.

Baca juga:  Kurangi Ketergantungan Impor, Kemenperin Genjot Sertifikasi TKDN

Adanya posko di tiap daerah memcerminkan pemerintah daerah bahu membahu menghadapi bencana. Jika belum ada posko, pemimpin daerah diharapkan mengalokasikan dana untuk pembiayaan posko.

“Ingat, sampai sekarang pencegahan yang paling efektif dilakukan adalah 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,” sebutnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *