Bupati Bangli, Made Gianyar. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Kabupaten Bangli kembali berada di zona merah atau risiko penularan tinggi penyebaran covid-19. Terkait hal itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang juga Bupati Bangli I Made Gianyar kembali meminta masyarakat agar lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk menghindari risiko penularan Covid-19.

Dikatakan Gianyar, saat awal wabah corona merebak, Bangli sempat menduduki rangking satu kasus tertinggi di Bali. Tingginya kasus di Bangli saat itu membuat heboh. Banyakya kasus yang terjadi, kemudian membuat masyarakat sadar dan waspada dengan menerapkan protokol kesehatan supaya terhindar dari covid. Tak berapa lama kemudian, angka kasus menurun. Bahkan data kasus di Bangli sempat terendah di Bali. “Sekarang naik lagi,” ungkapnya.

Baca juga:  Anggaran Limbah Medis Covid-19 Mencapai Ratusan Juta di RSUD Sanjiwani

Gianyar tidak bisa memastikan apa penyebab naiknya kasus Covid di Bangli hingga kembali masuk zona merah. Menurunnya tingkat kewaspadaan masyarakat menurut Gianyar menjadi salah satu faktor penyebabnya. Banyak masyarakat mulai terbiasa berkerumun dan terlena dengan data kasus yang sempat menunjukan tren membaik. “Penyebabnya karena adanya perubahan perilaku. Karena itu saya imbau kembali agar masyarakat waspada lagi. Prokes agar dijalankan lebih baik dan disiplin lagi,” ujarnya.

Baca juga:  Vaksinasi Booster di Bali Sudah Lampaui 30 Persen

Menurut Bupati dua periode itu, untuk mencegah penyebaran Covid-19, kesadaran dalam menjaga diri adalah kunci. Terapkan prokes dengan disiplin seperti memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan sebagaimana anjuran pemerintah. Hindari sekecil mungkin pertemuan, jika memang tidak perlu. “Tingkatkan iman dengan berdoa supaya diri sendiri, keluarga dan lingkungan tidak terkena covid,” kata Gianyar.

Sementara itu disinggung langkah/strategi baru yang diterapkan pasca Bangli kembali zona merah misalnya dengan pembatasan jam operasional pasar atau toko, menurut Gianyar itu harus dilakukan kajian. Menurutnya jika jam operasional dibatasi, peluang orang berkerumun justru lebih tinggi. “Intinya adalah kesadaran diri. Kita yang harus atur diri. Kalau memang ada banyak orang dalam satu tempat, kita yang harus menjaga jarak,” pungkasnya. (Dayu Rina/Balipost)

Baca juga:  3 Hari Berturut, Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Capai Tiga Ribuan Orang
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *