Penikmat seni saat diukur suhu tubuhnya. (BP/istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Protokol kesehatan (prokes) Covid-19 diterapkan secara ketat dalam pembukaan pameran karya perupa Wolfgang Johannes Widmoser, Sabtu (12/12) di Galeri Zen1. Dengan demikian, gelar seni rupa bertajuk “Mirror Symphony” di galeri itu, diharapkan aman dari COVID-19.

Setiap tamu yang hadir diperiksa suhu tubuhnya dengan thermo gun, wajib memakai masker, disediakan tempat mencuci tangan dan diingatkan menjaga jarak. Demikian juga saat mengapresiasi karya Wolfgang, pecinta dan penikmat seni dibatasi dan diingatkan jaga jarak.

Di lantai 1 dan 2 galeri, diisi tanda jaga jarak berupa gambar, ketika pengunjung mengapresiasi 16 karya lukisan tersebut. ‘’Pada era new normal ini, kami berupaya menggelar pameran senirupa secara offline. Tujuannya untuk memberikan kesempatan kepada para pecinta dan penikmat seni untuk menyaksikan lebih detail komposisi warna dan keindahan sebuah karya seni,” jelas Nicolaus F. Kuswanto, pemilik Galeri Zen1.

Baca juga:  Masa Pandemi, Seniman Bisa Terima Pertunjukan Daring

Selebihnya, agar ruang apresiasi senirupa di masa pandemi ini tetap tersedia, dan semangat berkesenian para seniman makin meningkat. Tetapi, protokol kesehatan Covid-19 tetap menjadi perhatian.

“Perlu digarisbawahi dari kegiatan ini adalah, kita mesti membiasakan diri dengan new normal dengan menerapkan prokes COVID-19 dengan baik. Kita harus membiasakan ini sampai menuju era yang benar-benar normal,” ujarnya.

Ia menyambut bahagia karya-karya Wolf yang dipamerkan kali ini. ‘’Merupakan suatu kehormatan besar bisa berkolaborasi lagi dengan Wolfgang. Terakhir kali saya berkolaborasi dengan dia dua tahun lalu awal 2018,” ungkap Nico. Pameran ini berlangsung hingga 11 Januari 2021.

Baca juga:  Kesimpangsiuran RKUHP, Bali Terancam "Kosong" Wisman

Pecinta seni, Putu Agung Prianta mengapresiasi semangat Nicolaus berkolaborasi dengan Wolfgang yang berupaya tetap menyediakan ruang apresiasi melalui pameran di masa pandemi ini. Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi para seniman tetap semangat berkarya di tengah pandemi. ‘Ini tentu dapat memberikan semangat kepada para seniman tetap tetap berkarya di tengah kondisi sulit saat ini,’’ ujar Agung Prianta yang didaulat membuka pameran tersebut.

Sementara itu Wolfgang Johannes Widmoser, perupa berdarah Jerman itu menyajikan karya-karya dengan bola cermin dan kolam pot teratai sebagai objeknya. Terdengar biasa. Namun, ketika diamati dari sudut pandang tertentu, maka kesan biasa akan melebur menjadi sesuatu yang harmonis.

Baca juga:  PKB, Seniman Vs Senimaan

Wolf memilih tema “Mirror Symphony” karena ketertarikannya pada cermin. Menurutnya, sebuah cermin dapat merefleksikan realita di sekitarnya dengan lebih nyata. Tidak hanya merefleksikan tetapi juga membungkus hal-hal di sekitarmenjadi sebuah kesadaran yang penuh.

Dalam bola cermin, segalanya terpantul 360 derajat, seperti sebuah pohon yang terlihat di dalam sebutir benih.

Arif Bagus Prasetyo, kurator pameran mengatakan, banyak hal menarik yang dihasilkan dari karya Wolfgang yang merefleksikan betapa besarnya kekuatan atau anugerah alam semesta yang bisa dihasilkan. Ia mengambil objek sederhana di sekitarnya, kemudian dipindahkan ke bidang kanvas menjadi karya menarik diapresiasi. (Subrata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *