I Putu Sudibawa. (BP/Istimewa)

Oleh I Putu Sudibawa

Tahun ini, guru diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk semangat dalam perjuangan melawan pandemi Covid-19. Sebagaimana semangat yang ditunjukkan oleh para guru yang memilih untuk terus bangkit dan berjuang demi keberlanjutan pendidikan di Indonesia. Banyak cerita inspiratif dari pengalaman mengajar para guru, terlebih di saat pandemi.

Nurani guru terasah, untuk tetap terdepan dalam peran mencerdaskan kehidupan bangsa, inspiratif dari pengalaman mengajar para guru, terlebih di saat pandemi. Bergerak hebat, dedikasi, kesungguhan guru untuk bergerak mencari solusi agar proses belajar anak-anak tidak terhenti.

Pada masa pandemi Covid-19, guru telah mencoba berbagai metode pembelajaran. Ada yang melakukan pembelajaran secara dalam jaringan (daring). Ada guru yang mengatur anak didiknya dalam sebuah kelompok belajar berskala kecil dan didatangi bergiliran.

Ada pula yang bergilir masuk sekolah, melakukan pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, ada yang mendatangi rumah siswa dan berdiskusi dengan orangtua untuk membantu proses belajar mengajar. Namun, ada juga yang harus mencari sinyal hingga ke seberang sungai, bukit, dan sebagainya untuk dapat menjalankan pembelajaran.

Disadari, guru telah menciptakan perubahan dan inovasi yang luar biasa, tidak terhenti bergerak karena situasi. Dengan semangat juang yang tinggi dan kesabaran guru semua, pembelajaran tetap terus berjalan meski dengan segala keterbatasan. Ini adalah bukti bahwa guru adalah pewaris semangat para pejuang yang tidak mau menyerah dengan keadaan. Mampu beradaptasi dengan terus belajar, berbagi dan berkolaborasi.

Baca juga:  Merdeka Belajar untuk Indonesia

Pandemi Covid-19 mendorong guru sebagai insan pendidikan, menjadikan situasi pandemi sebagai laboratorium bersama untuk menempa mental pantang menyerah dan mengembangkan budaya inovasi, bahu-membahu, bergotong royong, dan berkolaborasi mengatasi kompleksitas situasi yang tidak terbayangkan sebelumnya.

Ada banyak program Kemendikbud untuk guru dan tenaga kependidikan yang berlandaskan semangat Merdeka Belajar yang bertujuan pendidikan berkualitas bagi seluruh insan masyarakat. Setiap inisiatif Merdeka Belajar selalu mewujudkan profil pelajar Pancasila, pelajar yang mampu menelurkan profil pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong, berkebinekaan global, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri.

Di sinilah dipentingkan guru-guru untuk melakukan proses pembelajaran sesuai dengan berpedoman pada potensi dan talenta anak. Kita mencoba memberikan layanan sesuai dengan bakat anak.

Guru perlu senantiasa didorong untuk memiliki panggilan jiwa lebih tinggi. Dalam hal ini tanggung jawab sosial dan profesional guru harus betul-betul dipikul dengan sungguh-sungguh. Jadi tidak bisa lagi menjalankan profesi sekadar memenuhi jam mengajar. Dalam menciptakan peserta didik yang berkarakter, guru-guru juga dituntut memberikan keteladanan. Contohnya, guru harus bisa menjelaskan suatu penilaian yang diberikan kepada siswa atas tugas-tugasnya.

Baca juga:  Waspada Propaganda Hitam

Banyak guru yang memberikan tugas ke peserta didik, diperiksa atau tidak, tetapi muncul hasil penilaian kepada peserta didik. Ini merupakan PR semua pihak yang mempunyai komitmen untuk mendorong guru mempunyai integritas yang tinggi.

Guru memiliki peran strategis dalam menanamkan pendidikan karakter untuk menuju profil pelajar Pancasila. Guru-guru menjadi ujung tombak, karena insan yang paling dekat dengan peserta didik. Dalam memberikan pembelajaran dan penugasan kepada peserta didik harusnya dilandasi dengan pendekatan terhadap internalisasi nilai-nilai Pancasila.

Pemberian tugas dan pembelajaran dalam bentuk project based learning harus mulai dibudayakan guru dalam menjalankan tugas pembelajaran dan penilaian kepada peserta didik. Pencapaian ini tidak sekadar pada capaian KD-KD yang esensial, tetapi penugasan tersebut bisa pada bentuk pendampingan serta bagaimana internalisasi nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks ini guru harus membekali diri dengan contoh-contoh kasus yang related. Sehingga peserta didik bisa mengambil contoh sesuai dengan perkembangan zaman, dan sampai terkesan menggurui.

Lompatan Merdeka Belajar diharapkan dapat menghasilkan kualitas pembelajaran dan penilaian yang kreatif mulai dari penyiapan bahan ajar yang diramu dengan baik. Guru harus berani berinovasi, namun tidak lepas dari nilai-nilai dan karakter yang berkembang di lingkungan sekitar. Merdeka Belajar dapat dijadikan kawah candradimuka untuk menempa mental dan budaya guru dalam melakukan inovasi.

Baca juga:  Merdeka Belajar, Pengembangan Potensi Diri lewat Teknologi Digital

Inovasi tidak harus berlandaskan teknologi yang hebat, tetapi lebih menyentuh kepada sisi-sisi pribadi peserta didik yang menginspirasi. Guru harus mampu menghindari diri dari sikap otoriter, merasa paling tahu, dan menganggap diri paling benar.

Guru perlu mengembangkan sikap bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, terus menggali ilmu ilmiah agar tidak ketinggalan dengan temuan-temuan ilmu pendidikan yang paling mutakhir, membuka diri untuk menerima masukan di bidang mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab guru, tegas terhadap pendirian yang benar, memiliki rencana masa depan keilmuan yang tidak ada hentinya, mandiri, dan tidak tergantung kepada kekuatan di luar keilmuan.

Jadikan momentum Merdeka Belajar untuk selalu berinovasi dalam mengembangkan potensi diri guru secara mandiri, membangun suluh dan teladan akan pentingnya membangun asa serta merintis jalan guna mencapai cita-cita.

 Penulis, Kepala SMAN 1 Rendang, Peserta Teacher Training on Inclusive Education, Jepang

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *