Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti dalam Second Regional Meeting on Roadmap on Declaration on Digital Transformation of Education Systems in ASEAN, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (2/8/2023). (BP/Ant)

 

JAKARTA, BALIPOST.com – Empat aspek Merdeka Belajar yaitu mulai dari pembelajaran dasar hingga pemanfaatan teknologi telah mampu menginspirasi negara-negara ASEAN.

“Sejak 2019 Indonesia memasuki paradigma baru di mana teknologi berperan sebagai penggerak transformasi dalam sistem pendidikan,” kata Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti dalam keterangan di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (3/8).

Keempat aspek Merdeka Belajar yang dimaksud meliputi komitmen pada pembelajaran dasar, dukungan terhadap keterampilan mengajar, menargetkan kelompok tertentu, serta memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan dan mempercepat kemajuan.

Suharti mengatakan keempat aspek tersebut telah membantu pemerintah dalam mengatasi tantangan pendidikan termasuk yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19.

Dalam Second Regional Meeting on Roadmap on Declaration on Digital Transformation of Education Systems in ASEAN, di Surabaya, Suharti mengatakan gerakan Merdeka Belajar memiliki fokus utama untuk mengatasi krisis pembelajaran.

Baca juga:  Kantor ITDC Mandalika Didemo

Program Merdeka Belajar juga mendorong sistem pendidikan yang menciptakan pembelajar sepanjang hayat yang kompeten dan mencerminkan profil Pelajar Pancasila.

Gerakan Merdeka Belajar menghadirkan pengalaman proses pembelajaran yang menyenangkan dan memberdayakan siswa untuk bereksplorasi.

Sementara para guru dilatih agar lebih berdaya guna bergerak bersama kepala sekolah untuk menciptakan kurikulum terbaik sesuai karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa. “Di antara empat aspek Merdeka Belajar, kami memulai dengan menetapkan penilaian nasional sebagai wujud pelaksanaan prioritas pertama,” katanya.

Melalui Asesmen Nasional, Kemendikbudristek mendorong pembelajaran yang berfokus pada penguasaan ilmu dan bukan pada ujian.

Instrumen penilaian dalam Asesmen Nasional mencakup kemampuan kognitif, input, proses yang terlibat dalam pembelajaran seperti kualitas pembelajaran, kepemimpinan kepala sekolah, persepsi guru, risiko kekerasan, perundungan, dan intoleransi.

Baca juga:  Dukungan PAN ke Ganjar Pranowo Untuk Dongkrak Elektoral Partai

“Bersamaan dengan reformasi penilaian, kami mengubah kurikulum yang lebih berfokus pada kedalaman daripada keluasan ilmu sehingga lebih sedikit topik yang dibahas tapi lebih banyak keterlibatan yang bermakna di kelas,” katanya.

Prioritas kedua adalah mendukung keterampilan mengajar dengan mengubah pendidikan guru prajabatan dari yang berorientasi pada teori menjadi praktik.

Selain itu, para guru juga mendapat praktik pelatihan dan pengalaman mengajar serta membentuk komunitas belajar guna memastikan adanya dukungan dari rekan sejawat yang mendorong lahirnya ide kreatif pembelajaran.

Selanjutnya, prioritas ketiga adalah intervensi untuk menunjang kebutuhan sekolah, guru, dan siswa yakni pemberian bimbingan belajar tambahan dengan mengirimkan mahasiswa untuk mengajar melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Terkait kebijakan pemberian hibah, Kemendikbudristek menyediakan lebih banyak dana bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil agar dapat memenuhi kebutuhan logistik dan pengadaan alat pembelajaran dengan lebih baik.

Baca juga:  Tren Kunjungan Wisman Membaik, Naik 251 Persen Dibanding 2021

Prioritas keempat dalam gerakan Merdeka Belajar adalah pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan dan mempercepat kemajuan pembelajaran.

Sebagai langkah awal, Kemendikbudristek memastikan transformasi digital yang bermanfaat dan berkelanjutan di bidang pendidikan dengan menjaring, mengintegrasikan, dan memanfaatkan data yang sudah dikumpulkan.

Lalu, para pemangku kepentingan daerah seperti sekolah dan unit pelaksana teknis (UPT) mengumpulkan dan memvalidasi data sebelum digunakan lebih lanjut sebagai dasar untuk menciptakan dan mengembangkan platform digital.

Beberapa platform yang telah diluncurkan Kemendikbudristek untuk mendukung peningkatan mutu pembelajaran antara lain Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, Belajar.id dan platform Kampus Merdeka.

“Transformasi digital melalui gerakan Merdeka Belajar dapat memperkuat ekosistem pendidikan di Indonesia dan menginspirasi negara-negara anggota ASEAN,” ujar Suharti. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *