Christine Lagarde melihat produk UMKM di sela-sela pelaksanaan pertemuan tahunan IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – UMKM merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar secara nasional. Jika UMKM diselamatkan, perekonomian nasional juga akan ikut terselamatkan. Demikian dikemukakan Direktur Utama BRI Sunarso, dalam konferensi pers daring UMKM Expo (rt) Brilianpreneur 2020 dipantau dari Denpasar, Selasa (1/12).

Ia mengatakan, cara terbaik untuk mensejahterakan rakyat adalah dengan mengangkat UMKM. Sebesar 97 persen dari total pekerja, bekerja pada sektor UMKM sehingga menurutnya cara mulia untuk berjuang mensejahterakan masyarakat adalah dengan menumbuhkembangkan UMKM. “Dengan menyelamatkan UMKM Indonesia, juga menyelamatkan penyerapan tenaga kerja dan menyelamatkan tingkat penyedia kesejahteraan pada masyarakat,” ujarnya.

Baca juga:  PTM Mulai Digelar, Menkes Jabarkan Strategi Penanganan Cegah Kluster COVID-19

Ia mengungkapkan BRI menyelenggarakan Brilianpreneur kedua ini adalah agar serapan produk UMKM tidak hanya diserap oleh pasar domestik tapi juga bisa diserap pasar ekspor. Menurutnya, UMKM membutuhkan tidak hanya advokasi tapi lebih penting edukasi. “UMKM lebih membutuhkan edukasi daripada advokasi karena advokasi menempatkan UMKM di bawah lembaga pembiayaan seperti perbankan, sedangkan edukasi UMKM menempatkan UMKM sejajar dengan bank sebagai mitra,” jelasnya.

Sekretaris Perbarindo Bali, Made Suarja berharap UMKM semakin inovatif dan kreatif dengan produk baru karena perbankan siap melayani permodalan dengan suku bunga yang semakin murah. Ia menilai di masa pandemi, pelaku usaha tidak boleh berdiam diri menunggu pariwisata kembali namun harus inovatif mencari cara menghidupkan ekonomi keluarga.

Baca juga:  Menhub dan Kapolri Ingatkan Kesiapan Cuaca Ekstrem Selat Bali

Pemerhati Desain Interior, Diana Nasir, mengatakan, perkembangan UMKM sangat pesat terutama di masa pandemi. Misalnya saja di masa pandemi ini, permintaan desain interior tidak serta merta terhenti. Masih ada permintaan namun terdapat pergeseran. Dari proyek komersial ke residensial. “Karena orang bekerja dan belajar dari rumah, sehingga produk kriya maupun home decor malah meningkat untuk yang di perumahan,” ungkapnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *