Cok Ace membahas potensi pengembangan wisata medis di Bali. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebagai destinasi pariwisata dunia, Bali lekat dengan image wisata leisure. Yakni destinasi yang menawarkan keindahan alam atau wisata budaya yang kuat.

Padahal di balik itu, ternyata ada diversifikasi wisata lain yang jarang diketahui oleh turis domestik yakni wisata medis. “Bali berpotensi untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata medis karena didukung sumber daya yang mumpuni,” ujar General Manager Indonesia Medical Tourism Board (IMTB) Putu Deddy Suhartawan saat bertemu Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, di Ruang Kerja Wagub Bali, Jumat (20/11).

Menurut Deddy, sebanyak 280 Rumah Sakit di Bali sudah terakreditasi paripurna. Sementara 30 rumah sakit sudah terakreditasi internasional. Sejak peristiwa Bom Bali I dan II hingga sebelum pandemi Covid-19, Bali juga dikatakan terus membenahi diri.

Baca juga:  "All Out" Memajukan Wisata Medis

Khususnya dalam aspek layanan kesehatan. Maka tak heran bila banyak warga asing yang bersedia mencoba layanan medis sembari berlibur di Pulau Dewata. Jenis layanan kesehatan yang diakses oleh wisatawan beragam.

Tetapi yang utama adalah layanan kosmetik, mulai dari bedah plastik, face implant, face lift, liposuction hingga yang bersifat non-invasif. “Jumlahnya bisa mencapai 60 pasien per bulan dengan pendapatan mencapai Rp 1,2 miliar,” jelasnya.

Untuk itu, Deddy mengaku ingin menggaungkan wisata medis ini di Bali. Dengan demikian, Bali selain sebagai tempat tujuan wisata budaya juga sebagai tempat kunjungan wisata medis. Baik untuk internasional maupun domestik.

Baca juga:  Survey Persepsi Masyarakat Soal COVID-19, Satgas Ungkap Hasilnya Cukup Mengejutkan

Menanggapi hal itu, Wagub Bali yang akrab disapa Cok Ace mengatakan bahwa potensi pariwisata kesehatan atau medis ini memang cukup besar. Mengingat, pariwisata kesehatan sebenarnya merupakan bentuk tren pariwisata yang menggabungkan aspek kesehatan dan hiburan.

Di samping itu, Bali memang memiliki potensi luar biasa sebagai destinasi pariwisata kesehatan global, terutama dari segi wellness (kebugaran). “Terdapat sekitar 3.200 wellness centers di Bali seperti pusat pengobatan herbal tradisional dan spa. Namun baru segelintir saja yang memenuhi standar fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Baca juga:  Kelola Rumah Keong, Bupati Suwirta Bentuk BUMDesMa Nusa Jaya

Menurut Cok Ace, ini merupakan catatan penting yang harus dipikirkan kedepan jika ingin membangun pariwisata kesehatan di Bali.  Potensi utama Bali sebagai destinasi wisata kesehatan terletak pada keindahan alam Bali dan posisinya yang strategis sebagai destinasi wisata eksotis dengan budaya yang unik.

Selain itu, biaya pengobatan di pusat kesehatan Bali terbilang lebih terjangkau daripada negara lain terutama negara maju. “Hanya yang perlu diperhatikan adalah lebih menonjolkan apa yang sebenarnya potensi yang kita miliki dan belum dimiliki oleh negara lain, sehingga kita tidak bersaing sengit dengan negara lain,” pungkasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *