Burung Curik Bali yang merupakan salah satu satwa endemik di Bali Barat. Rencananya dalam pengawasan akan dikembangkan menggunakan teknologi AI. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Konservasi Curik Bali yang menjadi burung khas Pulau Bali dan spesies endemis di Bali Barat terus dilakukan. Dari tahun ke tahun, populasi burung cantik ini terus mengalami peningkatan terutama di alam liar Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Upaya pengawasan burung ini di alam liarnya tidak mudah. Selain wilayahnya yang luas di hutan, ancaman alam dan aktivitas ilegal masih berpotensi mengurangi populasi.

Selain mengandalkan pengawasan secara manual dari petugas, pengawasan di TNBB rencananya juga akan memanfaatkan kecerdasan artifisial atau AI memanfaatkan teknologi. Dengan memanfaatkan teknologi, diharapkan dapat langsung memantau perekaman data melalui suara, untuk dapat membuat data yang lengkap mengenai aktivitas hutan. Termasuk fauna yang menghuni di hutan tersebut.

Baca juga:  Maestro Seni Lukis Wayang Kamasan Berpulang, Ini Pesannya

Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat Agus Ngurah Kresna membenarkan adanya rencana pemanfaatan AI untuk membantu pengawasan itu. TNBB rencananya akan menjadi pilot project pengawasan hutan dengan kecerdasan artifisial yang digagas dari lintas Kementerian. Penjajagan terkait itu dilakukan tim survei beberapa waktu lalu.

“Untuk pemasangan belum, setelah perjanjian kerjasama (mou) ditandatangani baru dipasang,” terang Agus Ngurah Krisna. Dari informasi, program yang akan dilakukan dari salah satu perusahaan digital di Asia berkolaborasi dengan Lembaga Nirlaba (NGO) Rainforest Connection ini bertajuk Smart Forest Guardian. Pengawasan menggunakan teknologi AI guna melindungi hutan dari pembalakan dan perburuan liar, serta upaya konservasi alam termasuk salah satunya di TNBB. Rainforest Connection telah menggunakan teknologi ini di hutan hujan tropis Kosta Rica, Filipina dan beberapa negara lain.

Baca juga:  Konservasi Lontar, Banyak Lontar yang Lepas dan rusak

Sebelum diterapkannya AI ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) RI juga telah memanfaatkan teknologi untuk pengawasan satwa. Seperti Camera Trap dan GPS Collar, untuk memantau Gajah Sumatera. AI (artificial intelligence) yang akan dikembangkan saat ini dimanfaatkan untuk mendeteksi suara yang berada di hutan. Deteksi suara ini juga dapat memperkaya sistem guna memantau satwa di Indonesia.

Teknologi ini diharapkan membantu pengamanan dan pengawasan hutan dari illegal logging, illegal mining, illegal poaching, pemantauan satwa, wisata alam, serta pengayaan dan pemanfaatan data kehutanan. TNBB merupakan salah satu dari 54 taman nasional di Indonesia. Indonesia memiliki koleksi 400 spesies burung endemik dan salah satunya jalak bali yang hanya bisa ditemukan di Taman Nasional Bali Barat. (Surya Dharma/Balipost)

Baca juga:  Nelayan Keluhkan Tingginya Populasi Red Devil di Danau Batur
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *