I Nyoman Sucipta. (BP/Istimewa)

Oleh I Nyoman Sucipta

Vaksin Covid-19 diharapkan sesegera mungkin direalisasikan di Indonesia. Meski posisinya krusial, bukan berarti begitu vaksin datang semua masalah dapat terselesaikan.

Bagaimanapun membatasi diri melalui protokol kesehatan yang ketat serta menjaga jarak di ruang publik masih dibutuhkan. Kalau dilihat asal-muasal pengembangan vaksin Covid-19 di dunia yaitu pada akhir Januari 2020, Janssen Pharmaceutica mulai bekerja mengembangkan vaksin dengan memanfaatkan teknologi yang sama yang digunakan untuk membuat percobaan vaksin Ebola pada bulan berikutnya. Kemudian, Badan Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan Kementerian Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat (BARDA) mengumumkan bahwa mereka akan berkolaborasi dengan Janssen dan Sanofi Pasteur (Divisi vaksin Sanofi) untuk mengembangkan vaksin.

Sanofi sebelumnya telah mengembangkan vaksin untuk SARS dan mulai berharap memiliki calon vaksin dalam waktu enam bulan yang dapat siap untuk diuji pada orang dalam satu tahun hingga 18 bulan. Penelitian tentang perawatan potensial untuk penyakit ini dimulai pada Januari 2020 dan beberapa obat antivirus sudah dalam uji klinis.

Baca juga:  Sepuluh Juta Vaksin COVID-19 Produksi Dalam Negeri Mulai Disuntikkan

Meskipun obat yang benar-benar baru mungkin membutuhkan waktu hingga 2021 untuk berkemban beberapa obat yang sedang diuji sudah disetujui untuk indikasi antivirus lain atau sudah dalam pengujian lanjutan. Antivirus yang diuji seperti inhibitor RNA polimerase remdesivir interferon beta triazavirin, klorokuin, dan kombinasi lopinavir/ritonavir (Kaletra).

Obat lain yang sedang diuji termasuk galidesivir, antivirus spektrum luas yang merupakan inhibitor RNA polimerase nukleosida; REGN3048-3051 (Regeneron), kombinasi dua antibodi monoklonal penawar; darunavir/cobicistat, obat yang disetujui untuk HIV; dan PRO 140, sebuah penelitian tentang pengobatan potensial untuk penyakit ini dimulai pada Januari 2020 dan beberapa obat antivirus sudah dalam uji klinis. Karena memiliki efek terhadap Coronavirus lainnya dan mode tindakan yang menunjukkan pengobatan tersebut mungkin efektif, kombinasi lopinavir/ritonavir telah menjadi target penelitian dan analisis yang signifikan.

Baca juga:  Optimalisasi Peran PKK

Keberadaan vaksin Covid-19 akan menjadi game changer. Tak hanya dalam skala nasional, bahkan vaksin dianggap sebagai penentu masa depan dunia. Dalam alur pengembangan vaksin proses awal yang harus dilakukan adalah penelitian dasar. Pada tahap awal ini dengan menelusuri mekanisme potensial ilmu sains dan biomedis.

Masing-masing tahapan memiliki ketentuan yang harus dipenuhi, sehingga vaksin yang dikembangkan benar-benar memiliki standar yang baik sehingga aman dan efektif untuk digunakan. Setelah keseluruhan tahapan ini dilakukan dan telah memberikan hasil yang sesuai standar yang telah ditentukan, maka vaksin akan memperoleh persetujuan dari lembaga pengawas obat serta kesehatan.

Seperti diketahui, pemerintah tengah menyiapkan vaksin lokal untuk virus Corona, Vaksin Merah Putih. Saat ini bibit Vaksin Merah Putih tengah dikembangkan Lembaga Molekuler Eijkman di Jakarta. Bibit vaksin yang dikembangkan berasal dari isolat virus Corona yang beredar di Indonesia.

Baca juga:  Janji Kampanye

Tim Vaksin Merah Putih bekerja cepat dalam pengembangan vaksin Corona. Vaksin Merah Putih diharapkan tanpa efek samping yang berbahaya. Masyarakat sangat mengharapkan tim vaksin bekerja dengan cepat dan tetap mengikuti segala prosedur, karena vaksin harus aman tanpa efek samping yang membahayakan, dan vaksin diharapkan manjur dan berkhasiat untuk memperkuat daya tahan tubuh menghadapi Covid-19. Pada kondisi pandemi yang belum mereda dipastikan vaksin yang dikembangkan dapat lolos seluruh tahapan uji klinis sebelum nantinya mendapat persetujuan dari BPOM untuk diproduksi secara massal.

Penulis, Guru Besar Prodi Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *