Bade tumpang sembilan menimpa rumah warga, Minggu (25/10). (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Prajuru Desa Adat Keliki, Desa Keliki, Kecamatan Tegallalang sudah melakukan paruman terkait bade yang menimpa rumah warga, saat prosesi pengusungan menuju setra pada Minggu (25/10). Paruman dilakukan malam hari pascakejadian.

Hasil paruman diputuskan agar rumah I Nyoman Lekik, yang ditimpa bade tumpang sia disucikan melalui prosesi upacara pecaruan. Upacara tersebut akan disiapkan oleh pihak keluarga pemilik bade setinggi 20 meter lebih itu.

Bendesa Adat Keliki, I Made Sudiasa dihubungi Senin (26/10) mengatakan sesuai hasil rapat dengan prajuru Desa Adat Keliki pada Minggu malam, telah disepakati akan dilaksanakan upacara pecaruan di rumah warga yang tertimpa bade. “Hasil rapat tadi malam, kami tetap menjalankan awig-awig yang telah ditetapkan. Maka itu akan ada pecaruan,” katanya.

Baca juga:  Demo di Depan Gedung DPR Ricuh

Upacara pecaruan itu akan dilaksanakan di rumah yang tertimpa bade tumpang sembilan itu. Sudiasa menegaskan, terkait teknis dan waktu upacara pecaruan itu, pihaknya baru akan meminta petunjuk pada Pedanda. “Tetapi untuk prosesinya, akan ditanyakan terlebih dahulu dengan nak lingsir di griya,” tegasnya.

Sementara itu untuk prosesi dan biayanya ditanggung oleh pihak keluarga yang memiliki bade tersebut. Dalam hal ini, pihak prajuru Desa Adat Keliki Kangin, beserta empat kelian banjar, bendesa dan perbekel hadir dalam upacara tersebut sebagai saksi. “Nanti yang menanggung biaya dan melakukan prosesi upacara adalah pihak yang memiliki bade. Sementara pihak desa adat termasuk perbekel, nanti mendampingi atau hadir sebagai saksi,” katanya.

Baca juga:  Pembangunan Jembatan Kelusu Pejeng Mulai Dikerjakan

Ditambahkan pasca-insiden bade menimpa rumah itu, situasi di Desa Adat Keliki masih kondusif. Hubungan antara pemilik rumah dan pelaksana Pitra Yadnya tetap harmonis. “Semua tahu ini merupakan musibah yang tak seorangpun menghendaki. Karena itu, antara krama pemilik rumah dan pemilik bade tidak ada masalah, karena murni musibah,” tandasnya.

Sementara itu Ketua panitia Palebon, Ngakan Pramono menilai, bade yang menimpa rumah saat diusung menuju setra itu murni sebuah musibah yang tidak bisa diprediksi. Diakui bade itu dibeli dari seorang undagi asal Blahbatuh, Gianyar.

Dikatakan pihaknya yakin undagi bade tersebut tidak memiliki keinginan terjadi peristiwa seperti ini. “Kami yakin tidak ada kesengajaan. Apalagi hubungan almarhum dengan undagi ini sangat baik,” tandasnya.

Baca juga:  Kunjungan ke Penglipuran Membludak, Pengelola Minta Wisatawan Beralih ke DTW Lain

Ditegaskan selama ini, keluarganya telah menjalin hubungan baik dengan undagi tersebut sejak bertahun-tahun. Bahkan setiap keluarganya menggelar plebon, ia selalu meminta bantuan pada undagi tersebut. “Almarhum niang (nenek-red) kami, beliau juga yang membuatkan bade. Paman kami juga beliau membuat badenya. Jadi sudah puluhan tahun menjadi undagi. Insiden kemarin memang di luar kendalinya,” ujarnya.

Pramono menegaskan, pihaknya tidak menaruh kekecewaan pada undagi tersebut. Sementara terkait rumah yang tertimpa bade tersebut, kata dia, sesuai dengan desa kala patra, tentu akan ada upacara pecaruan atau upacara penyucian. “Prajuru tadi malam sudah rapat, disepakati akan ada pecaruan,” ujarnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *