Wisatawan lokal saat mencoba langsung jalur tracking yang siap lounching pada Jumat (11/9). (BP/Gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Di tengah pandemi COVID-19, sejumlah desa di Klungkung, tetap optimis menata wilayahnya sebagai kawasan pariwisata. Seperti Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, melalui Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), Desa Bakas terus bersolek menata potensinya. Sebagai desa wisata, Bakas menambah jalur tracking sepanjang sekitar 3 km. Selain itu, juga dilengkapi dengan swing dan tubing dengan memanfaatkan aliran sungai.

Ketua Pokdarwis Klungkung, Kadek Widiasa, saat ditemui di lokasi, Kamis (10/9) mengatakan pihaknya sesuai rencana akan melakukan soft opening sejumlah objek baru ini, pada Jumat (11/9). Soft opening rencananya dilakukan langsung dari Dinas Pariwisata dan Camat Banjarangkan. Selain opening, juga akan langsung dirangkaikan dengan mlapas dan mecaru. “Kami tetap bersemangat menyelesaikan ini, mengingat momen Galungan sudah dekat. Biasanya saat Manis Galungan masyarakat lokal ingin berlibur. Kami ingin ambil momen ini, untuk memperkenalkan kembali Desa Wisata Bakas,” kata Widiasa.

Baca juga:  Sikapi Kelangkaan Elpiji 3 Kg, Disperindag Gelar Pasar Murah

Libur Galungan ini, masyarakat lokal di Bali biasanya memilih libur out door ke tempat-tempat yang masih natural. Selain itu, tempat yang luas dan bebas, juga lebih minim resiko penyebaran COVID-19. Sehingga, momen ini dianggap peluang bagi pelaku pariwisata di desa untuk menarik wisatawan.

Jalur tracking sepanjang 3 km ini mengelilingi sekitar Subak Dlod Bakas. Kemudian, pihaknya menambah sejumlah fasilitas tambahan seperti swing sekitar empat titik, loket tiket, gapura dan dua tempat swa poto yang menarik dengan view yang hijau. Selain itu, juga sedang disiapkan lima bale bengong di sepanjang jalur tracking dan swing profesional. “Setelah semuanya sudah lengkap, baru nanti grand opening sambil melihat situasi, karena masih pandemi. Konsep kami bikin kawasan pariwisata. Nanti ada tempat camping juga atau perkemahan, rumah pohon dan tubing (karet ban),” katanya.

Baca juga:  Mulai Ngantor, Ini Protokol Kesehatan Diterapkan BKD Bali

Tubing ini memanfaatkan aliran Sungai Karang Suwung di sekitar jalur tracking tersebut dengan rute sepanjang sekitar 2,5 km dari hulu Sungai Karang Suwung. Pengenaan tarif tiket sudah diatur Perdes Bakas sebesar Rp 5 ribu, namun ini belum diberlakukan. Saat ini sifatnya masih dengan punia. “Kami sudah tersertifikasi oleh Dinas Pariwisata, dalam menerapkan protokol kesehatan. Jadi, kami dinilai sudah siap dengan fasilitas yang sudah lengkap dalam menerapkan protokol kesehatan saat dikunjungi wisatawan,” tegasnya.

Baca juga:  Tahap Pertama Komersialisasi 5G, Salah Satunya di Bali

Dengan cara ini, Pokdarwis Desa Bakas berharap pelan-pelan mampu mendorong pemulihan pariwisata yang saat ini lesu akibat pandemi. Minimal, mampu menyedot pasar wisatawan lokal. (Bagiarta/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *