Pemasangan Rubuha di salah satu subak untuk tempat burung hantu liar bersarang. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Rumah burung hantu (rubuha) yang dipasang pemerintah di dua subak akhir tahun lalu, sampai saat ini masih kosong tak berpenghuni. Untuk menarik burung hantu liar bersarang di sana, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli berencana menempatkan seekor burung hantu di salah satu rubuha tersebut.

Dengan keberadaan butung hantu di areal persawahan, diharapkan dapat membantu petani untuk memberantas hama tikus. Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengatakan pemasangan dua unit rubuha di dua subak yakni Subak Sidembunut, Kecamatan Bangli dan Subak Apuan, Kecamatan Susut merupakan kegiatan pemerintah provinsi Bali.

Baca juga:  Belasan Hektar Padi Diserang Tikus, Petani Dihantui Gagal Panen

Tujuan pemasangan rubuha agar burung hantu liar yang ada di sekitar subak itu tertarik bersarang di sana dan nantinya dapat membantu petani mengendalikan hama tikus. “Menurut laporan petugas kami di lapangan yang sempat mengeceknya, sampai saat ini dua rubuha itu belum ada penghuninya,” ungkapnya. Jumat (21/8).

Agar rubuha yang dipasang tidak terus kosong, Sarma punya rencana menempatkan seekor burung hantu di salah satu rubuha. Dengan harapan dapat menarik burung hantu liar lainnya bersarang di sana.

Baca juga:  Paving di Penelokan Dibongkar

Burung hantu yang akan ditempatkan itu berjenis Tito Alba dan kini sedang dirawat di Penangkaran Burung Hantu di wilayah Tabanan akibat luka tembak. “Burung hantu itu diselamatkan oleh warga di Desa Bunutin, Bangli. Di salah satu sayapnya ada luka yang diperkirakan karena kena tembakan. Karena burung hantu merupakan musuh alami tikus, kami kemudian ambil peran dengan membawa ke penangkaran untuk dirawat,” jelasnya.

Baca juga:  Uji Coba Mindi Kodam, Kurangi Serangan Hama Tikus

Ia berharap burung hantu yang sekarang sedang dirawat itu bisa kembali sehat. Untuk kemudian dilatih agar bisa beradaptasi dengan rubuha yang sudah disiapkan. “Mumpun jinak dan bisa dipelihara, akan dipertimbangkan ditempatkan di rubuha yang sudah disiapkan,” ujarnya.

Mengingat burung hantu sangat bermanfaat untuk membantu petani mengendalikan hama tikus di sawah, Sarma  menghimbau masyarakat agar bersama-sama melindungi hewan tersebut. Dengan tidak memburu atau menembak burung hantu liar yang ada di alam. “Kalau yang bersifat hama silakan,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *