Seorang warga India menggunakan masker di tengah mewabahnya COVID-19. (BP/AFP)

NEW DELHI, BALIPOST.com – Kumulatif kasus COVID-19 di India sudah melampaui 2.000.000 orang pada Jumat (7/8). Peningkatan ini terjadi setelah adanya lonjakan kasus sebanyak 60 ribu orang dalam sehari.

Dikutip dari AFP, negara yang terletak di Asia Selatan ini merupakan negara ketiga yang mencapai jumlah kasus COVID-19 sebanyak itu, setelah Amerika Serikat dan Brasil. Tingkat penyebaran virus itu di negara kedua terpadat penduduknya di dunia ini sepertinya mengalami peningkatan.

Sebab, India melaporkan kasus COVID-19 sebanyak 1 juta orang pada 3 minggu lalu. Namun saat ini sudah tercatat 2,03 juta orang terjangkit dan 41.585 orang meninggal dunia karenanya.

Baca juga:  Indonesia Belajar Penanganan Lonjakan Kasus Covid-19 Dari India

Para ahli memperkirakan jumlah sebenarnya dari kumulatif kasus COVID-19 di India bisa jadi lebih tinggi. Sebab, populasi India mencapai 1,3 miliar orang dan banyak diantara mereka tinggal di daerah yang padat penduduk.

Perdana Menteri India, Narendra Modi memberlakukan salah satu karantina wilayah terketat pada Maret lalu. Namun dengan lumpuhnya perekonomian di negara peringkat ketiga terbesar di Asia itu, karantina wilayah perlahan-lahan dilonggarkan.

Baca juga:  COVID-19 Telan 5 Ribu Jiwa di Seluruh Dunia, Ini Episenter Barunya

Sejumlah negara bagian dan wilayah di India telah melakukan karantina lokal, termasuk Bangalore yang terkenal sebagai hub Teknologi Informasi (TI) pada bulan lalu, Bihar, dan sebagian dari Tamil Nadu di bagian selatan.

Sebelumnya, episentrum dari wabah ini berada di New Delhi dan Mumbai yang merupakan rumah terbesar dari permukiman kumuh di seluruh dunia. Namun, saat ini kota-kota kecil dan perdesaan juga mengalami lonjakan kasus.

Baca juga:  Pikun Mulai Menghampiri, Coba Praktikkan 7 Cara Ini

India telah melakukan tes terhadap 16.500 orang per 1 juta penduduk. Jauh lebih rendah dari tes yang dilakukan Amerika Serikat yang sudah mencapai 190 ribu orang per 1 juta penduduk, berdasarkan perhitungan dari Worldometer.

Di sejumlah kota-kota kecil dan perdesaan, masyarakat mengabaikan imbauan menjaga jarak dan menggunakan masker, menurut sejumlah bukti-bukti yang ada. Terjadinya banjir dalam beberapa minggu ini yang dipengaruhi musim juga membuat perang terhadap COVID-19 menjadi terhambat. (Diah Dewi/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *