Touring- Anak motor Dewata Rockers yang tergabung dalam Bold Riders Bali saat touring jauh hari sebelum pandemi COVID-19. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Komunitas motor di berbagai kota mulai bersiap menjalankan aktivitas touring. Ini dilakukan para penggemar kegiatan “mengukur jalanan” itu sejalan dengan terus membaiknya situasi yang ditimbulkan akibat pandemi COVID-19.

Bagi para anggota komunitas motor yang sudah gatal untuk mengaspal kembali, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan. Maklum, setelah sekian lama vakum dan lebih banyak tinggal di rumah.

Tentunya, kondisi fisik motor dan pemiliknya tidak seprima sebelum adanya lock down selama hampir 4 bulan ini. Ketua Umum Dewata Rockers Bali Dwi Bagus Herlambang atau yang biasa disapa bengbeng berbagi tips jika ingin touring, apalagi jarak jauh.

Menurutnya, sebelum berkendara jarak jauh, pemotor harus menyiapkan fisik dalam kondisi prima agar tubuh tetap kuat duduk di atas motor untuk waktu lama. Olahraga kecil, seperti jogging dan bersepeda diperlukan setiap harinya sebelum touring dilakukan.

Baca juga:  Sikapi Putusan Jerinx di PT, Ini Kata JPU

“Istirahat dan makan yang cukup serta tambahkan vitamin sebelum berangkat. Sebaiknya cek kesehatan juga untuk memastikan bahwa kondisi fisik prima,” kata Bengbeng di Bali, Minggu (28/6).

Bagus, anggota Bold Riders Bali sudah berpengalaman touring hingga ke Sape, Bima, Nusa Tenggara Barat. Pengalaman touringnya juga sudah ratusan kilometer dengan berbagai medan yang menantang.

Agar perjalanan tetap aman para pemotor harus saling mengingatkan dan mengambil waktu istirahat yang cukup. Karena setelah sekian lama tidak melakukan touring, kondisi tubuh akan berbeda.

Jika sebelumnya setiap Minggu touring, dan ini sudah 4 bulan tidak menginjak aspal jarak jauh. Karena itu jika mau touring fisik kata dia mesti jadi perhatian utama.

Baca juga:  Perangi COVID-19, Momentum Bangkitkan Semangat Gotong Royong Krama Bali

Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah jangan memforsir fisik jika sudah berkendara. “Idealnya tiap perjalanan sudah lalui jarak sekitar 100 sampai 120 kilometer (KM), maka harus berhenti istirahat. Jika diukur dengan jarak rata-rata 2,5 sampai 3 jam sekali harus berhenti,” imbuhnya.

Namun, demikian acuan itu tidaklah kaku, tergantung cuaca juga. Jika cuaca ekstrem, seperti hujan deras atau panas sangat terik, maka bisa istirahat lebih cepat.

Jika berkendara di malam hari, Bengbeng mengingatkan pemotor untuk bisa mengontrol rasa kantuk. Karena akan sangat bahaya jika dipaksa.

Hal utama lain yang wajib disiapkan adalah kondisi fisik motor. “Kelistrikan yang utama, karena saat pandemi ini segala aktivitas pasti berkurang, termasuk riding, jadi motor jarang dipakai. Aki dan kiprok bisa drop,” tutur Bagus.

Baca juga:  Bupati Giri Prasta Hadiri Upacara “Madiksa” di Kalibukbuk

Xabre Of Dewata (XODA) juga punya tips yang sama bagi para penggemar touring yang lama lock down. “Selain harus cek kendaraan, tes kesehatan seperti rapid test, maupun swab sangat diperlukan,” urai Rofiq Fauzi Tz selaku Ketua Umum XODA.

Ketaatan pada protokol kesehatan COVID-19 sangat penting untuk mengantisipasi jika di perjalanan melewati berbagai kota yang ketat penjagaannya. Karena itu, kelengkapan administrasi kesehatan ini akan memudahkan pemotor menikmati perjalanannya.

“Safety gear, seperti pakai jaket, celana panjang, sepatu, sarung tangan, dan helm. Bawa juga hand sanitizer dan masker. Saat kondisi seperti ini rombongan touring sebaiknya dibatasi dulu mencegah adanya kerumuman,” saran Rofiq. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *