Petugas gabungan menggelar simulasi melukat saat pandemi COVID-19 di Pura Tirta Empul, Tampaksiring. (BP/istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Aparat kepolisian ikut mempersiapkan rangkaian upacara melukat di Pura Tirta Empul, Desa Manukaya Let, Desa Tampaksiring. Upaya itu dilakukan untuk menjaga kemanan di tengah pandemi COVID-19, apalagi dalam waktu dekat akan dilaksanakan hari raya Saraswati pada Sabtu (4/7) dan Banyu Pinaruh, Minggu (5/7).

Kapolsek Tampaksiring AKP I Wayan Sujana, Senin (29/6), menjelaskan, simulasi yang digelar Minggu (28/6) sore itu melibatkan perangkat desa dinas dan adat, TNI, Polri, termasuk Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. Dalam simulasi itu pihaknya menekankan penerapan protokol kesehatan. “Kami terapkan SOP ketat. Demi pencegahan penyebaran virus, karena mencegah lebih baik,” ujarnya.

Baca juga:  Kabar Baik!! Hari Ini Bali Laporkan Nihil Tambahan Korban Jiwa

Dalam simulasi itu juga diagendakan penjaringan kedatangan pamedek lewat lima pos ruang tunggu. Mulai dari parkiran Pura Tirta Empul, lanjut di bawah pohon beringin jaba sisi pura, pos tiga di wantilan, pos 4 pada kolam pangelukatan dan pos terakhir di utama mandala Pura Tirta Empul.

Kapolsek menambahkan, para pamedek yang tiba di pos 3 wantilan akan mengikuti persembahyangan bersama, sekaligus diberikan arahan tata cara melukat selama pandemi COVID-19. “Setelah selesai sembahyang bersama, pamedek ganti pakaian di loker. Kemudian melukat. Di setiap pancoran, kami minta agar pamedek tidak menghaturkan canang lagi. Cukup langsung melukat, dan harus cepat agar siklus lancar,” jelasnya.

Baca juga:  Dari Hampir Seribu Warga Gianyar Tertular COVID-19 hingga Ini 5 Besar Penyumbang Terbanyak Kasus COVID-19 Harian

Ia juga mengingatkan pamedek agar tidak meludah maupun kencing dalam kolam pangelukatan. Selain itu ia memastikan petugas gabungan akan mengawasi jalannya pangelukatan selama hari raya besar tersebut.

Sementara itu, Bendesa Adat Manukaya Let Made Mawi Arnata menjelaskan, pihaknya sudah menggelar paruman untuk penerapan tata cara melukat saat hari besar keagamaan. Terlebih, kedatangan pamedek tidak bisa diprediksi. “Dulu bahkan antrian kendaraan cukup panjang di jalur menuju tirta,” ujarnya.

Baca juga:  Simpan Dua Butir Ineks Dituntut Penjara Lima Tahun

Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihak Desa Adat Manukaya sudah menyiapkan kartu antrean terdiri dari 5 warna. Masing-masing warna disiapkan hanya 30 kartu.

Pihaknya pun mohon permakluman, selama pandemi ini orang yang datang melukat dibatasi. “Di Tirta Empul ini melukat bermakna kapanpun, tidak hanya saat rahinan besar. Kalau pun tetap jalan, mohon lebih sabar,” ujarnya. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *