Suasana pemeriksaan naker migran yang tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Hingga Jumat (10/4), baru 85 warga Jembrana yang menjadi pekerja migran Indonesia yang terdata pulang dari negara tempatnya bekerja. Puluhan warga Jembrana itu merupakan PMI yang terdata resmi di Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SiskoKTLN) dari Kementerian Ketenagakerjaan.

Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Satu Pintu dan Tenaga Kerja (PMPSPTK) Jembrana I Komang Suparta melalui Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas, Penempatan dan Transmigrasi, I Gede Putu Wardana, Sabtu (11/4), mengatakan, data itu merupakan update kepulangan naker migran dari Januari hingga Maret. Data tersebut berdasarkan SiskoKTLN.

Baca juga:  Ratusan Naker Migran Pulang dengan Rute Doha-Denpasar

Namun diakuinya, ada beberapa naker yang keberangkatannya melalui agensi tidak mendaftar ke tenaga kerja, khususnya yang bekerja di kapal pesiar. Agensi kadang hanya mendaftarkan melalui perizinan di Kementerian Perhubungan sehingga tidak terdata di Kementerian Tenaga Kerja. “Tapi ada yang dua-duanya melaporkan, baik di Naker dan Perhubungan. Itu tercatat di SiskoKTLN,” ujar Wardana.

Kepulangan PMI ini menurutnya juga ada yang langsung ke Bandara Ngurah Rai ada juga yang transit. Yang transit juga sulit dilacak.

Baca juga:  2024, Jumlah Penerima Bantuan Beras Jadi 22 Juta

Dipastikan jumlah kepulangan PMI asal Jembrana itu akan terus bertambah. Namun di data SiskoKTLN, menurutnya, belum terupdate hingga Jumat.

Data yang terhimpun, dari 85 orang PMI asal Jembrana itu sebagian besar merupakan PMI mandiri. Artinya. tenaga kerja yan secara mandiri sudah bisa bekerja ke luar negeri sendiri.

Mereka sudah punya perusahaan penerima sendiri, sehingga tidak berangkat melalui perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia. Namun, mereka tetap daftar melalui SiskoKTLN secara mandiri.

Baca juga:  Tambak Program TNI AL di Yehembang Disatroni Pencuri

Dilihat dari negara penempatan, lebih banyak di benua Eropa seperti Italia, Yunani dan Belanda. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN