Pedagang menjual sejumlah bumbu dapur di Pasar Anyar. Bahan makanan merupakan salah satu komponen penyumbang inflasi di Denpasar. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bank Indonesia telah menghitung dampak COVID-19 pada tekanan inflasi. Hasilnya, inflasi akan tetap terjaga sesuai dengan track-nya.

Namun inflasi bisa terjadi karena adanya hari besar keagamaan nasional (HKBN), faktor cuaca dan kondisi laut yang mempengaruhi produksi pangan. Kepala BI KPw Bali Trisno Nugroho mengatakan, tekanan inflasi Provinsi Bali pada Februari 2020 melandai dibandingkan bulan sebelumnya.

Melandainya tekanan inflasi terutama bersumber dari menurunnya harga pertamax, tarif angkutan udara, dan sayur-sayuran khususnya tomat. Menurunnya tekanan harga tersebut disebabkan kebijakan pemerintah yang menurunkan harga BBM nonsubsidi pada awal Februari.

Baca juga:  5,8 Triliun Disiapkan Untuk Nyepi

Selain itu, seiring dengan berakhirnya musim HBKN, terjadi penurunan permintaan terhadap angkutan udara sehingga tarif angkutan udara juga menurun. Selama Februari, pasokan pangan di seluruh Bali secara umum dapat memenuhi kebutuhan permintaan sehingga harga komoditas pangan pada umumnya cukup terkendali.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2020, terjadi inflasi sebesar 0,44 persen (mtm), melandai dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,57 persen (mtm). Meski inflasi Februari lebih rendah dari Januari, namun inflasi Bali dibandingkan inflasi nasional lebih tinggi. Karena inflasi Nasional tercatat sebesar 0,28 persen (mtm).

Baca juga:  Jelang Kuningan, Harga Bahan Pangan Terkendali

Ke depan, BI mengantisipasi kenaikan permintaan yang berpotensi mendorong inflasi Maret 2020 karena akan dimulainya bulan puasa. Frekuensi hujan dan gelombang laut tinggi tetap harus diwaspadai karena berpotensi menahan ketersediaan produksi pangan yang pada akhirnya memberi tekanan terhadap inflasi bulan Maret 2020. Meskipun demikian, Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada Maret 2020 akan tetap terkendali dan berada pada kisaran sasaran 3,0±1 persen. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Dunia Usaha Terindikasi Tumbuh Positif
BAGIKAN