Buah cabai rusak dan busuk akibat serangan lalat. (BP/ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Petani cabai di Dusun Yeh Mampeh, Desa Batur, Kecamatan Kintamani, diresahkan dengan serangan lalat buah. Serangan hama tersebut mengakibatkan buah cabai rusak dan busuk.

Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli telah turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan. Dalam rangka mengendalikan serangan hama tersebut, petani direkomendasikan memusnahkan buah cabai yang busuk dengan cara dibakar atau ditanam.

Kepala Dinas PKP Bangli I Wayan Sarma, Rabu (5/2), mengatakan pihaknya melalui petugas pengamat organisme pengganggu tumbuhan (POPT) sudah melakukan pemantauan ke perkebunan cabai di Yeh Mampeh. Hal itu menyusul adanya keluhan petani soal serangan lalat buah yang mengakibatkan produksi cabai petani menurun.

Baca juga:  Desa Adat Batur Kembangkan Potensi SDA

Dari hasil pemantauan, intensitas kerusakan cabai akibat serangan lalat buah masuk dalam kategori ringan. Menurut Sarma, munculnya serangan lalat buah salah satunya dipicu cuaca. Meski serangannya tergolong ringan, pihaknya tetap merekomendasikan petani untuk melakukan pengendalian.

Di antaranya menyarankan petani memasang perangkap lalat buah seperti petrogenol dan sejenisnya guna mengurangi populasi lalat. Petani juga direkomendasikan mengumpulkan buah cabai yang jatuh untuk kemudian dimusnahkan supaya tidak menjadi inang atau tempat hidupnya lalat.

Baca juga:  Tradisi Magoakan di Desa Adat Kintamani

Guna menghindari serangan hama, petani diminta menanam varietas yang tahan hama. Sebelumnya, petani cabai di wilayah Yeh Mampeh, Desa Batur, Kintamani tak bisa mendapatkan hasil panen maksimal.

Hal itu disebabkan serangan lalat buah. Seperti yang dialami petani setempat, Wayan Karta. Dia mengatakan serangan lalat buah sangat mengganggu produksi cabai.

Ia tidak bisa memanen cabainya secara maksimal lantaran banyak buah cabainya yang busuk. ‘’Kalau biasanya bisa menghasilkan 300 kg per 30 are, sekarang hasil panennya turun 45 persen,’’ ungkapnya, Selasa (4/2). (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Potensi Wisata Bangli Perlu Dikelola Terstruktur dan Terencana
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *