Para ibu membawa gebongan saat pembukaan PKB 2016. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dinas Kebudayaan Provinsi Bali memastikan pawai Pesta Kesenian Bali (PKB) XLII Tahun 2020 tidak hanya berjalan akurat dari sisi waktu dan disiplin menerjemahkan tema. Tapi juga disokong pendanaan dengan skema penciptaan seni.

Dalam hal ini, Pemprov Bali berkontribusi mendanai kabupaten/kota melalui hadiah uang tunai senilai total Rp 225 juta. “Kami memiliki platform skema pendanaan dengan hadiah uang tunai untuk kompetisi penciptaan seni atas tiga kategori materi peed agung (pawai, red) yakni garapan lambang daerah kabupaten/kota, koreografi tema Atma Kerthi, dan koreografi tematik khas kabupaten/kota,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan “Kun” Adnyana di Denpasar, Kamis (30/1).

Baca juga:  Kuartal III, BI Surplus Anggaran Rp34,94 Triliun

Menurut Kun, kabupaten/kota hanya bertugas mengumpulkan minimal 3 proposal untuk masing-masing katagori pawai atau yang kini diberi nama peed agung. Setelah itu, tim kurator di provinsi akan menyeleksi yang terbaik.

Setelah ditentukan pemenang, panitia pawai akan mengambil alih untuk melakukan pembinaan ke lapangan. “Di lapangan juga kita arahkan, terus diskusikan bersama untuk memunculkan peluang-peluang realisasi artistik yang bagus dan kemudian tidak overlapping antar kabupaten/kota. Jadi semua memiliki kekhasan masing-masing,” jelasnya.

Baca juga:  Puluhan Proyek di Badung Molor

Secara keseluruhan, lanjut Kun, anggaran untuk pelaksanaan pawai saja mencapai Rp 2 miliar lebih. Harapannya, pawai dapat dikelola secara baik dan rapi serta digarap dengan serius. Setiap kontingen harus dipastikan tampil dalam kondisi prima dari segi kualitas artistiknya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *