Warna air Danau Batur berubah warna. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Fenomena berubahnya warna air Danau Batur sejak Senin (27/1), tidak berdampak terhadap kehidupan ikan liar maupun ikan yang dibudidayakan warga dalam keramba jaring apung (KJA). Meski demikian, fenomena tersebut tetap membuat pembudidaya ikan di Danau Batur khawatir.

Untuk sementara ini, para pembudidaya ikan di Danau Batur terpaksa mengurangi aktivitas di KJA hingga warna air kembali normal. I Ketut Wania, pembudidaya ikan di Danau Batur mengungkapkan air danau Batur mulai berubah warna sejak Senin pagi.

Baca juga:  Pemkab akan Sertifikatkan Danau Batur

Air yang biasanya berwarna bening, berubah menjadi hijau keputih-putihan. Hal itu cukup membuatnya khawatir dengan kondisi ikan yang dibudidayakanya dalam KJA. “Tapi mulai sore jam 5an kemarin, air danau mulai berangsur-angsur berubah lagi ke warna normal. Sekarang masih hijau, tapi yang kemarin lebih keras,” ungkapnya saat ditemui di Kedisan, Selasa (28/1).

Meski terjadi perubahan warna air, Wania mengatakan hal itu tidak berpengaruh terhadap kehidupan ikan liar maupun ikan di KJA. Berdasarkan pengalaman sebelumya, ketika terjadi perubahan warna air akibat semburan belerang, ikan-ikan di danau biasanya akan berubah panik dan mondar-mandir di pinggiran danau. “Tapi dari kemarin saya pantau tenang. Tidak ada keresahan ikan-ikan,” ujarnya.

Baca juga:  Ribuan Ekor Ikan Mati Akibat Belerang, Kerugian Milyaran

Pria yang merupakan Ketua Asosiasi Pelaku Perikanan (APP) Kabupaten Bangli itu mengaku tidak tahu secara pasti apa penyebab perubahan warna air danau yang terjadi sekarang. Menurutnya, jika disebabkan karena belerang, biasanya perubahan warna awalnya akan terjadi di beberapa titik saja.

Walaupun tidak berdampak terhadap ikan, namun Wania mengaku tetap khawatir dengan perubahan warna air yang terjadi di danau. Sebab dari pengalaman sebelumnya, kalau air danau berubah warna jadi hijau, hal itu terindikasi disebabkan karena belerang.

Baca juga:  TNI Bongkar Rumah Korban Bencana Longsor di Jehem

Untuk mengantisipasi terjadinya kematian massal ikan yang dibudidayakannya, dirinya sementara ini mengurangi aktivitas di KJA. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *