Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Minggu (26/1) merespons adanya wabah corona di China. Dari perkembangan terakhir, pemerintah China melarang warganya bepergian.

Ia yang juga Ketua PHRI Bali ini meminta hotel-hotel jika ada calon wisatawan yang melakukan pembatalan, tidak mengenakan cancelation fee. “Karena ini sifatnya force majeure jangan mengenakan cancelation fee,” katanya, Minggu (26/1) saat meninjau penggunaan thermal scanner di Bandara Ngurah Rai.

Ia mengatakan virus yang menjadi perhatian masyarakat internasional ini dikhawatirkan akan membawa pengaruh terhadap industri pariwisata. Hal itu, kata dia, karena ada penerbangan dari/ke Denpasar-Wuhan yang telah dibatalkan.

Baca juga:  Digelar, Puncak Karya di Pura Goa Gajah

Kondisi ini, kata pria yang akrab disapa Cok Ace itu, akan berdampak pada penurunan wisatawan karena dari Wuhan-Bali sudah ditutup. Pada 2019, warga Tiongkok yang berkunjung ke Bali sekitar 1 juta lebih dan  berkontribusi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di pulau ini.

Salah satu anggota Asita Bali dari Divisi Mandarin yaitu Bali Liang yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, sampai hari ini dari seluruh travel agent di China sudah diberhentikan untuk pergi ke luar negeri termasuk ke Bali. “Mulai tanggal 27 dan 28 Januari 2020 sudah tidak boleh ada lagi yang datang ke Bali,” tegasnya dihubungi Minggu (26/1).

Baca juga:  Cok Ace : Bali Harus Miliki "Medical Destination"

Ia juga belum bisa menyebutkan jumlah pembatalan kunjungan ke Bali. Yang jelas jumlah kunjungan yang akan ke Bali pada periode meningkat 2- 3 kali lipat dari hari-hari normal.

Kasus corona ini membuat kunjungan ke Bali semua dibatalkan. “Sudah pasti semua travel agent di Bali mulai tanggal 27 sudah tidak ada tamu datang lagi,” tegasnya.

Ia belum bisa memastikan sampai kapan Pemerintah China melarang warga negaranya ke luar negeri.

Baca juga:  Wagub Cok Ace: Digitalisasi Kunci Membuka Potensi Ekonomi Baru di Bali

Dampaknya, kata sumber tersebut, pasti kerugian materi. Karena hotel, transportasi dan restaurant sudah dipesan dan dibayar. “Itu kerugian untuk kita jumlahnya besar sekali tapi jumlahnya berapa kita belum bisa kita tahu ya,” pungkasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *