DENPASAR, BALIPOST.com – Soal promosi villa khusus gay di Seminyak Kuta, dinilai tidak sesuai dengan konsep pariwisata budaya yang diusung Bali. Selain itu, promosi tersebut menyalahi norma, adat dan budaya Bali.
Diduga villa tidak kelola secara professional. Perlu penyikapan hati-hati terhadap persoalan ini.
Ketua Bali Villa Asociation (BVA) Gede Ricky Sukarta mengatakan Villa yang mempromosikan khusus untuk gay, tidak sesuai secara etika marketing. Sehingga diduga villa tersebut tidak dikelola secara professional.
Menurutnya villa yang dikelola secara professional memenuhi 3 unsur. “Ketiga unsur tersebut yakni produk, pelayanan dan pengelola,” katanya.
Pengelola yang baik, kata Ricky tentu akan menerapkan strategi promosi tidak akan mengkhususkan diri pada segment berdasarkan orientasi seksual. ‘’Jadi promosinya menyalahi strategi marketing,’’ tegasnya.
Selain itu, promosi villa khusus gay tidak sesuai dengan pariwisata Bali yang menekankan pada aspek budaya. “Ini berarti tak sesuai dengan norma adat dan budaya Bali,” katanya lagi.
Ricky meminta agar pihak terkait melakukan pengecekkan. Meski demikian, ia tetap menekankan perlunya kehati-hatian dalam bersikap.
Masyarakat global relatif peka terhadap diskriminasi berdasarkan orientasi seksual. Ini terkait dengan hak asasi manusia. “Tidak boleh misalnya penyedia akomodasi melarang gay untuk menginap,” katanya mencontohkan. (Nyoman Winata/balipost)