BANGLI, BALIPOST.com – Pura Pasar Agung yang berlokasi di madyaning (lereng) Gunung Batur, Kintamani kini telah rampung dibangun. Seiring rampungnya proses pembangunan, Minggu (3/11), Krama Desa Adat Batur menggelar upacara pamelaspas di areal Pura setempat.

Upacara dipuput Ida Pedanda Gede Putra Bajing dari Geria Tegal Jingga Denpasar dan dihadiri sejumlah undangan serta pejabat dari Pemerintah Provinsi Bali dan Pemkab Bangli. Pangemong Pura Ulun Danu Batur Jero Gede Batur Duwuran mengatakan Pura Pasar Agung sudah ada dari dulu.

Namun oleh krama Desa Adat Batur, Pura Pasar Agung dipugar dan dibangun kembali serta diperluas sejak 2014. Pembangunan dilakukan secara bertahap menggunakan biaya yang bersumber dari donatur.

Baca juga:  PTSL di Bali Ditarget Rampung 2019

Diantaranya bantuan dari Gubernur Bali, Bupati Badung, Pemkab Bangli, pengusaha, serta swadaya masyarakat. “Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua donatur yang telah membantu pembangunan Pura Pasar Agung,” kata Jero Gede Batur Duwuran saat ditemui di sela-sela upacara pemlaspasan.

Pura Pasar Agung yang berada di areal seluas kurang lebih satu hektar tersebut, memiliki sejumlah bangunan palinggih diantaranya padma, meru, gedong rong kalih, palinggih pertiwi dan ngerurah. Pura yang merupakan bagian dari Pura Ulun Danu Batur ini juga dilengkapi kori agung. “Dulu sebelum dibangun kembali, (berbentuk) mertiwi. Sekarang sudah jangkep (lengkap), ada bale gong, bale kulkul, melanting, sudah lengkap,” terangnya.

Baca juga:  Tawur Kesanga untuk Keseimbangan Alam

Lanjut dikatakan Jero Gede Batur Duwuran, selama ini Pura Pasar Agung diyakini krama Batur sebagai pasar niskala. Diharapkan seluruh umat Hindu nantinya dapat tangkil ke Pura Pasar Agung untuk ngaturang bakti.

Apalagi mereka yang berkecimpung dalam bidang perekonomi seperti pedagang, pengusaha dan lainnya. “Bagi yang punya usaha, sangat baik tangkil ke Pura Pasar Agung untuk nunas merta, agar usahanya berjalan lancar dan laris,” ujarnya.

Mengenai kapan upacara wali dilaksanakan, Jero Gede Batur Duwuran mengatakan masih akan ditentukan hari baiknya.

Baca juga:  Bangli Ingin Beranjak dari Juru Kunci Porprov

Sementara itu berdasarkan literatur yang dimiliki Desa Adat Batur, saat Gunung Batur meletus tahun 1962 silam, Desa Batur beserta beberapa pura tertimbun lahar. Termasuk Pura Pasar Agung.

Sejak kejadian itu, Desa Batur dan beberapa Pura dipindah ke tempat sekarang (Kalang Anyar) yang kini disebut Desa Adat Batur. Krama Desa Adat Batur kemudian membuat penyawangan di sebelah utara Pura Jati berbentuk mertiwi menghadap ke Gunung Batur di sekitar madyaning Gunung Batur.

Selanjutnya Manggalaning Desa Adat Batur membuat Parahyangan Pasar Agung yang semula agak di bawah ke tempat sekarang.(Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *