Pantai Candikusuma di Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, diusulkan dipasangi sirine antisipasi tsunami. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana mengusulkan dipasangnya dua sirine untuk memperkuat sistem mitigasi bencana. Pemasangan sirine early warning sistem (EWS) atau sistem peringatan dini tsunami oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini diperlukan sebagai peringatan dini.

Dua sirine deteksi tsunami rencananya dimohonkan dipasang di Pantai Candikusuma, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, dan Pantai Yehembang, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo.

Baca juga:  Ditanggapi, Dishub Denpasar Sayangkan Turunnya Naker Migran Luar Bali di Pelabuhan Benoa

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana mengungkapkan, Jembrana merupakan salah satu kabupaten di ujung barat Pulau Bali yang sebagian besar wilayah desa pesisirnya berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Selama ini belum ada sirine tsunami yang dipasang. Sepengetahuannya, di Bali baru ada dua masing-masing di Seririt, Kabupaten Buleleng dan Pantai Tanah Lot, Kabupaten Tabanan. “Keduanya jangkauannya tidak sampai ke sini,” terangnya, Rabu (21/8).

Baca juga:  Pintu Kedatangan International Akan Dibuka Bertahap

Dua sirine tsunami untuk di Jembrana sejatinya sudah diusulkan sejak beberapa tahun lalu. BNPB juga merencanakan merealiasikan satu sirine tsunami di Jembrana tahun 2019 ini. Namun, lantaran sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia, realiasinya ditunda. Rencananya pemasangan ini akan menyasar Jembrana pada 2020 nanti. Karena harganya yang mencapai miliaran rupiah, kemungkinan hanya dipasang di satu titik. “Kalau pun hanya satu, tetap harus kita syukuri,” terang Eko Susilo.

Baca juga:  Peran Perguruan Tinggi Penting Agar Tak Tertinggal Zaman

Menurutnya, dipasangnya sirine tsunami penting guna antisipasi. Tak kalah urgennya edukasi kepada masyarakat. Beberapa kegiatan sosialisasi dilakukan terutama di sekolah-sekolah kepada siswa terkait penanggulangan bencana. Sebab, mitigasi bencana bukan hanya tugas pemerintah melainkan juga peran bersama-sama masyarakat, akademisi, dan dunia usaha. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *