I Wayan ''Kun'' Adnyana. (BP/rin)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebanyak 11 pengabdi seni menerima penghargaan di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Kamis (4/7) malam. Pemberian penghargaan dalam rangkaian agenda PKB XLI ini digelar rutin setiap tahun.

Ke-11 pengabdi seni juga didaulat mementaskan garapan “Bali Praja Winangun” sesuai keahlian masing-masing. Pertunjukan ini mengisahkan bagaimana ke-11 seniman tersebut melestarikan, membina dan mengembangkan kesenian Bali.

“Kalau dulu namanya penghargaan untuk seniman tua. Untuk pengabdi seni dipilih seniman-seniman dari berbagai genre seni dengan melihat perjalanan keseniannya dan bagaimana dedikasi mereka terhadap perlindungan, pengabdian dan pengembangan seni,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan “Kun” Adnyana di ruang kerjanya, Rabu (3/7).

Para pengabdi seni yang menerima penghargaan, lanjut Kun, antara lain seniman sastra, seniman ukir, seniman tari dan tabuh, seniman drama gong, seniman tari arja, seniman lukis, dan seniman karawitan. Rata-rata sudah berusia di atas 60 tahun. Salah satunya merupakan seniman asli Karangasem yang berdedikasi mengembangkan kesenian Bali di Yogyakarta.

Baca juga:  Memanfaatkan Teba Mengasah Talenta di Masa Pandemi

Pemberian penghargaan bagi seniman Bali yang berkontribusi mengembangkan kesenian Bali di luar daerah telah dilakukan sejak PKB tahun lalu. “Bolehlah disebut terobosan. Jadi, krama Bali itu hidup sudah menyebar di mana-mana, dan dalam kehidupan di tempat barunya itu mereka ternyata juga melakukan pengabdian yang luar biasa,” jelas Kun.

Menurutnya, ada banyak seniman Bali yang tetap mengembangkan kesenian Bali sekalipun tidak lagi tinggal di Pulau Dewata. Antara lain di Sumbawa, Lombok, Sulawesi Tengah dan Lampung. Oleh sebab itu, tim kurator memandang penting untuk memberikan penghargaan kepada mereka.

Baca juga:  Program TOSS Diapresiasi Kementerian PUPR, Layak Jadi Percontohan

Tahun ini pun inventarisasi seniman Bali di luar daerah mulai digencarkan. “Ini secara teknis usulannya (usulan penerima penghargaan-red) dari kabupaten/kota, kemudian berkembang menjadi usulan lembaga pendidikan, lembaga seni dan provinsi dari hasil inventarisasi itu,” katanya.

Lewat ajang penghargaan pengabdi seni, Kun berharap masyarakat mengetahui profil seniman yang memiliki karya dan dedikasi bagi kesenian Bali. Mengingat sekarang, baik di tingkat siswa maupun masyarakat luas, sangat jarang yang mengetahui seniman berpengaruh di Pulau Dewata.

Kun mencontohkan informasi ini bisa disampaikan kepada siswa lewat kurikulum muatan lokal. Tidak hanya seniman yang menerima penghargaan tahun ini, tapi juga pada tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga:  Residivis Dibekuk Saat Mengambil Shabu di Bangli

Pihaknya bahkan siap menerbitkan buku-buku yang memuat profil seniman tersebut untuk selanjutnya didistribusikan ke perpustakaan-perpustakaan sekolah. “Jadi, biar terinformasi secara baik, dapat contoh dan dapat inspirasi dari pelaku-pelaku seni yang sudah berdedikasi luar biasa bagi kesenian Bali,” terang mantan Ketua Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) di ISI Denpasar ini.

Ditambahkannya, semakin banyak jenis penghargaan yang bisa diberikan pemerintah untuk seniman sejatinya positif untuk memotivasi kreativitas. Di samping sebagai penghargaan bahwa pemerintah hadir di tengah-tengah kerja kesenian masyarakatnya. Walaupun nilai penghargaan yang diberikan untuk saat ini masih relatif sedikit, diharapkan bisa meningkat ke depannya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *