Seorang warga menerima vaksin Covid-19 (BP/Eka)

JAKARTA, BALIPOST.com – Peringatan hari pahlawan harus menjadi momentum bahwa kita semua adalah pahlawan yang bisa berkontribusi dalam penanganan pandemi. Hal itu dikatakan Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, dalam rilis KPCPEN, yang diterima Balipost, Kamis (11/11)

“Apapun posisi kita, kita harus mampu untuk mengedukasi, mengubah perilaku, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi COVID-19, serta memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penanganan COVID-19,” ucapnya.

Pada momentum Hari Pahlawan, Nadia mengajak masyarakat untuk mengenang jasa para pahlawan untuk dijadikan semangat dan motivasi dalam berjuang melawan pandemi COVID-19 serta melanjutkan pembangunan. “Kalau dulu perang melawan penjajah, sekarang perang melawan COVID-19,” tandasnya.

Begitu juga dengan peringatan Hari Kesehatan yang jatuh pada 12 November, dikatakannya, bisa dijadikan momentum fokus membangun diri, keluarga, masyarakat dan negara khususnya di bidang pembangunan kesehatan, sejalan dengan tema tahun ini yaitu Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku.

Terkait upaya pengendalian COVID-19 di tanah air, vaksinasi tetap menjadi salah satu upaya penting, bersama dengan upaya testing, lacak dan isolasi serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Jika membandingkan data kita dengan data global untuk vaksinasi, tutur Nadia, Indonesia masuk dalam peringkat ke-5 untuk jumlah orang yang mendapatkan vaksinasi minimal 1 dosis dan juga dari jumlah dosis yang diberikan.

Baca juga:  LG Hadirkan Cuci Pakaian Gratis di Lombok Barat

Selain itu, Indonesia juga dapat memastikan ketersediaan vaksin untuk dalam negeri di tengah keterbatasan ketersediaan vaksin di level global. Sedangkan mengenai capaian vaksinasi, ia mengatakan, “Saat ini ada 21 ibukota provinsi sudah mencapai target lebih dari 70% di bulan November.” Untuk vaksinasi anak, disebutkannya, dapat diawali di kab/kota yang telah mencapai target dosis 1 lebih dari 70% total sasaran dan lebih dari 60% populasi lansia. Vaksinasi anak direncanakan dimulai pada 2022. Mengingat ada 26,4 juta anak usia 6-11 tahun di Indonesia, maka dibutuhkan 58,7 juta dosis untuk dua kali suntikan.

Sementara untuk vaksin booster, menurut Nadia diekspektasikan dimulai pada Januari 2022. “Sesuai rekomendasi ITAGI,saat ini indonesia perlu memprioritaskan pemenuhan cakupan vaksinasi lengkap COVID-19 pada populasi umum. Booster dapat dilakukan setelah lebih dari 50% sasaran tervaksinasi lengkap (terbentuk herd protection), dimulai dengan prioritisasi pada orang lanjut usia,” paparnya.

Baca juga:  Maknai Perayaan Galungan Saat Pandemi dengan Kesederhanaan

Pemberian booster dimulai pada kelompok lansia berdasarkan pertimbangan faktor risiko dan diharapkan dapat dimulai di Januari 2022 saat 50% sasaran sudah divaksinasi lengkap. Pada Rabu (10/11), sebanyak 680.400 dosis vaksin Moderna tiba di tanah air dalam kedatangan tahap ke-117. Vaksin dalam bentuk jadi ini merupakan donasi pemerintah Belanda. “Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tinggi kepada negara sahabat yang telah ikut membantu dukungan vaksin. Kali ini bantuan datang dari pemerintah Belanda berupa Vaksin Moderna sebanyak 680.400 dosis vaksin,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong, Rabu (10/11).

Sebelumnya, menurut Usman, Indonesia juga telah menerima donasi dari pemerintah Belanda berupa 819.600 dosis vaksin Moderna pada Sabtu lalu (30/10). Usman juga mengatakan, dengan kedatangan tahap ke-117 ini maka total jumlah vaksin yang tiba
di tanah air mencapai 331.058.750 dosis vaksin. Jumlah ini merupakan vaksin dari berbagai merk baik dalam bentuk jadi maupun bahan baku atau bulk. Vaksin tersebut diperoleh dari pembelian langsung dan bantuan dari negara sahabat. “Lancarnya kedatangan vaksin, membuat upaya percepatan dan perluasan program vaksinasi jadi lebih optimal,” ujarnya.

Baca juga:  UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi Pemudik di Pekalongan

Hal ini, lanjut Usman, seiring langkah pemerintah meningkatkan capaian vaksinasi di daerah-daerah. Selain jaminan ketersediaan stok vaksin, upaya percepatan juga dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya terkait berita-berita tidak benar alias hoaks yang banyak beredar.

Dia menyebut, di beberapa daerah, hoaks berperan memperlambat vaksinasi. Masyarakat dibuat takut dan khawatir terhadap efek vaksinasi, yang dilebih-lebihkan dan dibesar-besarkan. “Sekali lagi pemerintah menegaskan bahwa seluruh vaksin COVID-19 yang digunakan ini aman dan berkhasiat, sudah mendapatkan izin Badan POM,” tegasnya.
Bersamaan dengan itu, masih menurut Usman, pemerintah tak lupa mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Sejumlah daerah masih memiliki capaian vaksinasi yang belum sesuai target. “Pemerintah pusat mendorong daerah-daerah terus melakukan percepatan dan perluasan vaksinasi bagi warganya. Dibantu juga dengan sejumlah instansi, seperti TNI dan Polri,” ujarnya. (Agung Dharmada/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *