Suasana di SMP TP 45 Kayuambua. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – SMP TP 45 Kayuambua pada tahun ajaran baru ini tak lagi menerima peserta didik baru. Sekolah swasta yang berlokasi di Banjar Kayuambua, Desa Tiga, Susut itu memutuskan untuk stop beroperasi.

Keputusan ini diambil lantaran tidak mendapat siswa sejak dua tahun lalu. Kepala SMP TP 45 Kayuambua Ngakan Putu Alit ditemui di sekolah setempat, Kamis (20/6) mengatakan, pihak yayasan memutuskan menutup sekolah yang dipimpinnya lantaran jumlah siswa yang dimilikinya saat ini sudah habis.

Tahun ini merupakan tahun terakhir sekolahnya menamatkan siswa. “Siswa yang tamat tahun ini ada 11 orang. Mereka menjadi siswa terakhir kami,” ujarnya.

Baca juga:  Bendesa Ungasan Minta Musyawarah Selesaikan Dugaan Penyerobotan Lahan, Ini Reaksi Giri Prasta

Ngakan Alit menuturkan bahwa sekolah yang dipimpinnya itu sudah berdiri sejak tahun 1983. Latar belakang didirikannya SMP TP 45 Kayuambua, lantaran saat itu banyak anak-anak usia SMP yang tidak melanjutkan sekolah karena lokasi sekolah negeri jauh. “Ada tokoh masyarakat di sini yang kemudian meminjamkan tanahnya untuk didirikan sekolah dinaungi yayasan TP Kayuambua,” ungkapnya.

Ketika awal-awal berdiri, SMP TP 45 Kayuambua yang kini memiliki tujuh ruang kelas mendapat banyak siswa. Perkembangan sekolah cukup bagus. Siswa yang bersekolah di sekolah tersebut bukan saja dari banjar/desa terdekat, namun banyak juga siswa yang berasal dari desa di luar kecamatan Susut seperti Desa Sekardadi, Kintamani.

Baca juga:  Bali Masih Laporkan Korban Jiwa COVID-19, Tambahan Kasus Hampir 200

Saking banyaknya siswa yang masuk di sana, pihak SMP TP 45 Kayuambua sekitar tahun 1993 sampai harus menerapkan kelas pagi-sore (double shift). Pria yang sudah mulai bertugas di SMP TP 45 Kayuambua sejak tahun 1992 itu juga mengatakan bahwa prestasi siswanya saat itu juga cukup bagus. Terutama pada bidang olahraga.

Namun seiring berjalannya waktu, minat siswa bersekolah ke SMP TP 45 Kayuambua mulai menurun. Penurunan dirasakan mulai terjadi sejak tahun 2000-an.

Banyak siswa memilih bersekolah di sekolah-sekolah negeri yang didirikan pemerintah. “Sekarang masyarakat sukanya ke sekolah negeri. Walaupun jauh dikejar. Jadi kita di sekolah swasta, kalah saing,” ujarnya.

Baca juga:  FASI Bali Gelar Musorprov

Kini pascakeputusan menutup SMP TP 45 Kayuambua, Ngakan Alit yang berstatus sebagai PNS mengaku akan pindah ke SMPN 1 Susut. Demikian juga 12 orang guru honor yang selama ini mengajar di sekolah tersebut akan pindah ke sekolah lainnya.

Sementara itu sejumlah siswi yang ditemui di sekolah tersebut mengaku sedih sekolahnya akan tutup lantaran sepi murid. Ni Komang Tastriani salah satunya.

Ia masih berharap sekolah yang menjadi tempatnya menuntut ilmu sejak tiga tahun terakhir bisa tetap beroperasi dan mendapat siswa pada tahun ajaran baru ini. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *