Suasana evakuasi jembatan longsor, Selasa (7/5). (BP/istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Tiga orang krama Subak Palian, Banjar Puseh, Desa Perean, Kecamatan Baturiti, yakni Ketut Sudana, Wayan Budi, dan Wayan Dampuk, tercebur ke sungai dan tertimbun material jembatan yang amblas saat sedang diurug, Selasa (7/5). Satu orang selamat karena hanya tertimbun setengah badan, namun dua orang tewas.

Bahkan proses evakuasi salah satu korban membutuhkan waktu sekitar lima jam, lantaran korban tertimbun dan tidak diketahui posisinya. Apalagi material jembatan yang amblas berupa beton bertulang dan lumpur.

Baca juga:  Sempat Tuai Penolakan Masyarakat, Penataan Lahan di Pantai Lima Berlanjut

Dari pantauan, evakuasi hanya bisa dilakukan secara manual, bahkan alat berat yang didatangkan harus balik lantaran tidak bisa menjangkau lokasi kejadian. Selain petugas gabungan dari BPBD, Polres Tabanan serta krama setempat, evakuasi juga dibantu tim SAR Polda Bali yang membawa alat pemecah beton. Nyoman Riyem (70) krama subak yang mengaku nyaris menjadi korban menceritakan, sebelum kejadian krama Subak Palian sejak pukul 07.30 Wita memang sedang gotong royong mengurug jembatan subak.

Baca juga:  Volume Sampah Arus Mudik Gilimanuk Berlipat

Jembatan itu tengah diperbaiki dan ditinggikan sekitar satu meter dengan cara diurug tanah terlebih dulu. Karena kondisi jembatan awal menurun dan menikung tajam.

Namun baru tiga puluh menit berlangsung, tiba-tiba bagian tengah jembatan amblas. Tiga krama yang saat itu ada tepat di bagian atas jembatan langsung tercebur dan tertimpa material.

Sontak saja krama yang ada saat itu langsung melakukan pertolongan secara manual. “Krama sami lebih dulu menolong Ketut Budana yang hanya terlihat tangannya saja, dan Dampuk ditolong belakangan karena tertimbun setengah saja,” ujarnya. (Puspawati/balipost)

Baca juga:  Naik dari Sehari Sebelumnya! Tambahan Kasus COVID-19 di Bali Capai Ratusan
BAGIKAN