Toilet di SDN 3 Bengkel amblas tergerus longsor. (BP/istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Bencana alam akibat cuaca buruk menyebabkan kerusakan infrastruktur pendidikan di Buleleng. Dua sekolah yakni SDN 2 Kalisada, Kecamatan Seririt dan SDN 3 Bengkel, Kecamatan Busungbiu terdampak bencana alam tanah longsor dan banjir bandang.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Sekdisdikpora) Buleleng Made Astika Rabu (28/3) mengatakan, setelah bencana berlalu tim teknis telah diturunkan ke sekolah terdampak. Tim ini mendata kerusakan yang terjadi dan menghitung nilai kerugian yang dipicu karena bencana alam.

Di SDN 2 Kalisada, tim teknis Disdikpora menemukan kerusakan sarana prasarana belajar. Rinciannya, koleksi buku bacaan siswa di gedung perpustakaan sekolah dan buku mata pelajaran pegangan siswa juga sebagian ditemukan rusak parah. Perangkat komputer yang berisi dokumen penting siswa dan guru rusak setelah tergenang banjir dan alat peraga pembelajaran juga dihanyutkan banjir.

Baca juga:  Gubernur Koster: Bali Sedang Giat Membangun Kualitas Penyelenggaraan Pariwisata

Selain itu, tim teknis juga mencatat di sekolah ini mengalami kerusakan pagar pembatas areal sekolah. Pagar dengan panjang 10 meter persegi itu ambruk diterjang banjir bandang.

“Kalau buku perpustakaan dan buku pelajar itu rusak dan diganti baru satu paket sekitar Rp 50 juta, ditambah alat peraga, komputer dan perbaikan penyengker sekolah lagi Rp 50 juta, sehingga kerugiannya sekitar Rp 100 juta,” katanya.

Baca juga:  Nominator Guru dan Siswa Ajeg Bali Tampil Bersama dalam Seni Teater

Sementara di SDN 3 Bengkel, lanjut Astika, sejauh ini sudah didata pula kerusakannya. Kerusakan penyengker sepanjang 22 meter, dan senderan permanen setinggi 7 meter, serta satu unit bangunan toilet dengan tiga bilik nilai kerugiannya mencapai Rp 308 juta. Terkait aktivitas siswa dan guru, Astika menyebut Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah tersebut sudah kembali normal.

Terkait penanganan lebih lanjut, Astika mengaku masih berkoordinasi ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Buleleng. Selain itu, karena berkaitan bencana alam, pihaknya menunggu instruksi dan petunjuk pimpinan di daerah terkait penyiapan anggaran penanganan pascabencana.

Baca juga:  Delapan Lembaga Tolak Proyek Tower Bali Crossing Segara Rupek

Sementara itu, penanganan permanen di kedua SD itu, Disdikpora menyiapkan kajian dan memasukan dalam perencanaan untuk usulan perbaikan kerusakan. “Yang pasti usulan penanganan dengan permanen itu ada, tetapi kami masih menunggu instruksi pimpinan, apakah anggarannya di Disdikpora atau di Organsiasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lain seperti BPBD atau PUPR,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *