DENPASAR, BALIPOST.com -Perhelatan Millenial Road Safety Festival (MRSF) 2019 digelar Polda Bali, Minggu (17/2), di luar dugaan. Selain sangat meriah, jumlahnya pesertanya membludak dan datang dari seluruh Bali.

“Jumlah generasi milenial meninggal dunia akibat lakalantas melebihi korban perang di Suriah. Korban Bom Bali (1-red) sebanyak 202,” ungkapnya.

Melihat antusias kaum milenial Bali terhadap kegiatan ini, Kapolda awalnya berfikir sama dengan jumlah generasi antipremanisme dan narkotika, ternyata jumlahnya lebih. “Berarti betul-betul menjadi contoh keselamatan berlalu lintas dari Bapak Presiden kita. Betul-betul meresap dengan videonya beliau. Bagaimana beliau amat sangat perhatian pada keselamatan generasi melenial,” tegasnya.

Baca juga:  Penjambret Turis Tunisia Ditembak

Menurut Kapolda, generasi milenial mempunyai masa depan dan akan menjadi pengganti para pemimpin saat ini. Mereka juga merupakan pewaris dari pada Indonesia, terutama Pulau Bali.  “Saya sebagai Kapolda amat sangat berterima kasih kepada generasi milenial yang datang dari seluruh penjuru Bali. Baik yang datang sukarela ataupun bersama-sama untuk memeriahkan acara ini,” ungkap jenderal bintang dua di pundak ini.

Acara MRSF di Bali memang berbeda dengan provinsi lainnya. Pertimbangan Golose, kalau dilaksanakan pukul 09.00-10.00 Wita, cuaca di Bali panas. Dia sudah berkoordinasi dengan BMKG sehingga disepakti acaranya dilaksanakan sore sampai malam. “Kita bisa lihat mereka masih bertahan. Jumlahnya ternyata 80 ribu,” ujar Kapolda asal Manado ini.

Baca juga:  Berkunjung ke Kos Temannya, Mahasiswa Lakukan Ini

Terkait Tari Bali Gemilang, menurutnya tahun 2017 dia berpikir kalau Bali ini kalau boleh dikatakan mbahnya penari. “Mengapa kita (Polda Bali) tidak punya tari sendiri. Saya sebagai kapolda merasa memiliki Bali ini. Sehingga inisiasi saya untuk membuat tarian ini,” tandasnya.

Soal target keamanan berlalu lintas, Golose ingin Bali menjadi model berlalu lintas. Dia bukan ingin menabrak tradisi pengendara menggunakan udeng saat berpakaian adat atau sembahyang, tapi lihat terlalu banyak korban tewas akibat lakalantas, rata-rata kepala pecah dan dialami generasi milenial.

Baca juga:  Penempatan Alat Pemindai Pungutan di Bandara Dievaluasi

Kalau jumlah korban secara umum lebih. “Sayang kalau generasi milenial ini (jadi korban) cuma karena tidak berbudaya lalulintas yang baik. Apalagi kultur di Bali sangat luar biasa,” ujarnya. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *