Ilustrasi. (BP/istimewa)

Tidak bisa dimungkiri, obrolan, diskusi, sampai gosip yang paling tren saat ini adalah soal politik. Soal pemilihan calon legislatif dan tentu saja yang paling nge-hits adalah pertarungan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk menduduki posisi paling atas di negeri ini. Pileg dan Pilpres.

Seperti itulah, ‘’kehidupan’’ sehari-hari masyarakat kita saat ini. Baik yang di kalangan awam sampai yang elite. Baik yang mungkin tidak tahu pasti tentang politik sampai yang mungkin merasa tahu tentang masalah ini. Semua berlangsung, mungkin tiada henti sampai akhirnya hari H pemilihan.

Pertanyaannya mungkin, sejauh mana masyarakat sebenarnya peduli dan tahu tentang masalah ini? Mungkin saja kalau dilihat gebyarnya saja, dari luar, perhelatan politik nasional ini memang menyita perhatian, tetapi apakah substansinya bisa dipegang masyarakat? Ini lagi-lagi soal budaya politik.

Soal sejauh mana masyarakat kita melek politik sehingga tahu nanti apa yang akan dilakukan pada puncak perhelatan. Ketika berada di bilik pencoblosan, tahu dan mengerti siapa yang akan dicoblos. Untuk menentukan pilihan tentu mesti dilatarbelakangi oleh pengetahuan. Boleh sedikit, apalagi banyak tentu lebih baik.

Baca juga:  Harus Dikelola dengan Baik, Penguatan Partisipasi Politik

Sehingga nantinya masyarakat memiliki budaya politik partisipan. Tahu menggunakan dan sadar melakukan hak pilihnya. Apakah sejauh ini, media massa termasuk media sosial mampu memainkan perannya secara positif?

Atau para kontestan serta para tim kampanyenya sudah mampu melakukan pendidikan politik secara baik? Apakah juga masyarakat terutama kalangan milenial, sebagai pemilih pemula, tahu betul apa sebenarnya terjadi dan akan mereka hadapi saat itu?

Terlalu dini mungkin untuk mengambil kesimpulan tanpa melakukan penelitian atau survei yang bisa dipertanggungjawabkan validitasnya. Lembaga survei yang bertebaran saat ini, memang banyak menyuarakan hasil elektabilitas masing-masing pasangan, terutama dalam kaitan pilpres.

Tetapi, sekali lagi, soal validitas serta netralitas dan sebagainya banyak juga yang meragukannya. Apalagi, survei ataupun polling dari lembaga abal-abal pun tidak jarang dipakai acuan. Ini sungguh tidak benar.

Baca juga:  Jelang Pileg, Pepunden Hyang Dharma Ramai Dikunjungi

Apakah akan seperti ini pola pikir para pemilih kita? Apalagi mereka juga dicekoki berbagai model serta cara kampanye yang sangat jauh dari kepantasan di media sosial. Mereka bisa terpolarisasi. Terbagi identitasnya. Ini berbahaya. Berbahaya bagi generasi muda yang notabene mereka akan melanjutkan pembangunan di negeri ini.

Mereka bisa menjadi sangat partisan dan menimbulkan fanatisme berlebihan, disintegratif atau bisa juga menjadi sangat apatis. Tidak mau tahu dan tenggelam dalam rutinitas sehari-hari. Bermasa bodoh soal kehidupan serta dinamika politik yang ada di depan mata mereka.

Akan seperti apa nantinya? Tentu kita masih melihat sinar terang. Ada kesempatan yang mesti dipergunakan oleh semuanya. Apalagi kalau hal itu dibarengi dengan iktikad baik, integritas, dedikasi pada negeri.

Baca juga:  Bale Angklung di Pura Desa Ubud Roboh

Tidak ada yang tidak mungkin. Perhelatan politik ini hanya salah satu proses dalam berbangsa dan bernegara. Tetapi ini sangat penting. Untuk itulah, kita akan melakukannya dengan baik dan benar.

Namun, kesadaran sebagai pemilih tetap harus dibangun. Pemilih jangan terjebak provokasi atau malah tergiur propaganda tanpa ada upaya untuk melakukan filter informasi. Jadilah pemilih yang bijak dengan mengedepankan kepentingan bangsa.

Propaganda politik atau gosip politik anggap saja jalan menuju pencerdasan. Syaratnya, tetaplah berjalan di jalur yang benar dan jangan sampai tersesat jebakan politik.

Yang jelas, negeri ini butuh pemimpin yang bijak dan satya wacana. Latar belakang calon pemimpin bangsa kita patut dicermati. Siapa figur itu dan apa jasanya bagi negara, tetap harus menjadi salah satu tolok ukur. Mari kita kelola pesta demokrasi ini dengan nalar dan logika politik yang sehat.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *