Wisatawan berjemur di Pantai Labuan Sait. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Beberapa hari belakangan ini suhu udara di wilayah Bali terasa lebih panas dari hari biasanya. Padahal, Januari ini memasuki musim penghujan.

Bahkan, pucaknya terjadi Jumat (11/1). Suhu udara terasa panas sejak siang hingga malam hari. Bahkan, Stasiun Sanglah mencatat suhu panas di Denpasar mencapai 35 derajat Celsius.

Keadaan tersebut ternyata dikarenakan adanya fenomena gerak semu matahari.
Pada saat ini, Desember hingga Januari posisi matahari berada di lintang selatan khatulistiwa. Ini merupakan sesuatu hal yang normal terjadi setiap tahunnya, termasuk untuk wilayah Bali yang juga berada di selatan khatulistiwa.

Baca juga:  Gelombang Tinggi Ganggu Pelayaran di Perairan Jembrana

Faktor lain yaitu dikarenakan cuaca cerah pada siang hari yang menyebabkan panas dari matahari secara langsung mengarah ke bumi tanpa adanya awan penghambat (dibandingkan saat mendung). Di samping juga disebabkan pada saat malam hari cenderung berawan. “Karena saat malam hari cenderung berawan bahkan hujan, hal inilah yang menghalangi panas yang harusnya terlepas ke udara malah tertahan, sehingga suhu menjadi lebih panas,” tandas Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Drs. M. Taufik Gunawan, Dipl.SEIS., saat dikonfirmasi, Sabtu (12/1).

Baca juga:  Temui BBPJN, Komisi III DPRD Bali Usulkan Dua Underpass Ini Diprioritaskan

Taufik mengatakan bahwa meningkatnya suhu panas di Bali tidak dipengaruhi oleh adanya fenomena El Nino yang melanda sebagian wilayah di Inddonesia. Namun, dominan dipengaruhi posisi matahari yang mendekati ekuator. “Untuk di Bali sendiri suhu panas lebih dominan dikarenakan posisi matahari. Untuk fenomena El Nino saat ini dalam kondisi lemah atau tidak signifikan,” sebutnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *