Warga mengambil air bersih menggunakan jirigen karena kesulitan memperoleh air pascabanjir bandang. (BP/kmb)

NEGARA, BALIPOST.com – Pascabanjir bandang di Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, ratusan KK yang jumlahnya mencapai ribuan jiwa di empat banjar di desa ini mengalami krisis air bersih. Kondisi ini membuat warga harus mandi ke sungai atau ke pancuran bahkan ada yang sampai menampung air hujan untuk memasak.

Dari pengamatan di Banjar Pangkung Kwa Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Rabu (9/1), warga harus mengambil air dengan jerigen ke pancuran di Pura Taman Pangkung Kwa. Demikian juga menurut warga, mereka mengambil air cukup jauh ke kran PDAM yang dibuka di perempatan. “Ada bantuan dari Pemkab namun cuma dua kali datang. Bahkan kami sampai menaruh drum dan tempat air di depan rumah agar bisa diisi jika ada mobil tangki air bantuan lewat,” kata seorang warga Pangkung Kwa.

Baca juga:  Konjen Jepang Puji Inisiatif Gubernur Bali Tangani Covid-19

Ketut Murni, warga Pangkung Kwa lainnya mengatakan di banjarnya semua warga mengalami krisis air. Bahkan di banjar lain juga krisis air. Ini sudah lama terjadi. “Kami kadang mengambil air ke kran PDAM yang cukup jauh. Biasanya antre pagi atau sore,” jelasnya.

Ngurah Suama yang mengambil air di pancuran Pura Taman mengatakan meski cukup jauh mengambil air itu terpaksa daripada tidak ada air. “Kami semua tergantung PDAM. Jadi pasca banjir bandang semua pada kekurangan air,” jelasnya.

Baca juga:  Dampak Musim Kemarau, Ratusan KK di Seraya Timur Alami Kesulitan Air Bersih

Perbekel Penyaringan Made Destra dikonfirmasi membenarkan ada empat banjar di desanya yang terdampak krisis air bersih. Diantaranya Tibubeleng Kaler, Tibubeleng Tengah, Pangkung Kwa dan Tibubeleng Kelod. “Untuk Tibubeleng Kelod memang hanya setengahnya 25 persen,” katanya.

Dari empat KK itu ada 600 KK atau ribuan jiwa. Warganya katanya sejak krisis air bersih banyak yang mandi ke sungai bahkan sampai menampung air hujan untuk masak. “Ya memang warga kami memaklumi kondisi ini. Dan tidak bisa menyalahkan siapa-siapa karena alam. Kami juga sempat meminta bantuan ke Pemkab dan baru ada yang dapat 2 kali dan ada yang satu kali,” jelas Destra.

Ia berharap PDAM mempercepat pemulihan saluran air PDAM sehingga kondisi cepat normal kembali. “Mungkin tenaganya bisa ditambah sehingga perbaikan saluran bisa segera selesai dan kondisi bisa normal kembali. Kasihan warga kami,” harapnya.

Baca juga:  Pascabanjir, Warga Kesulitan Air Bersih

Sementara itu, Direktur PDAM Tirta Amertha Jati Jembrana Ida Bagus Kerta Negara dikonfirmasi mengakui ada tujuh titik jaringan PDAM yang rusak dan terkena longsor karena banjir bandang. Jaringan yang longsor ada 3, sambungan di 3 jembatan dan di tempat proses pengangkatan air/pompa satu titik. “Sejak ada kerusakan kami sudah langsung bekerja. Bahkan yang sudah selesai di 6 titik dan tinggal lagi 1 titik. Kami harap tanggal 15 Januari sudah kelar semua,” harapnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *