Suasana pertemuan Kantor DPD Golkar, Senin (7/9). (BP/rin)

DENPASAR, BALIPOST.com – Internal Partai Golkar kembali bergolak. Puluhan Pengurus Desa (PD) Partai Golkar di Badung menyampaikan pengunduran diri ke Kantor DPD Golkar Bali, Senin (7/9). Mereka kecewa lantaran mekanisme partai tidak berjalan dalam Pilkada Badung.

Sebab, DPP Golkar justru mengeluarkan rekomendasi untuk ikut mengusung pasangan dari PDIP, I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa (Giriasa). Sedangkan yang dulu didaftarkan dan dimohonkan rekomendasi ke DPP adalah I Gusti Ngurah Agung Diatmika-I Wayan Muntra (Diatmika-Muntra).

Seperti diketahui, Muntra adalah kader Partai Golkar. “Ini adalah ungkapan kekecewaan kami. Kami cinta Golkar, kami paham Golkar ini dari dulu selalu menggunakan mekanisme, ada AD/ART, tetapi belakangan ini sudah tidak terpakai itu,” ujar Koordinator PD Golkar se-Badung, Wayan Sumantra Karang.

Baca juga:  Dari Video ABG Disetubuhi Bergiliran hingga Polisi Dalami Transaksi Uang

Sumantra menyebut ada 47 PD yang mengundurkan diri. Itu belum termasuk pengurus di tingkat kecamatan, DPD II bahkan ia sendiri selaku pengurus di DPD I juga menyatakan mengundurkan diri.

Jumlah pengurus yang mundur bahkan disebut masih akan bertambah. Menurut Sumantra, di dalam juklak jelas disebutkan bahwa Partai Golkar memberikan ruang seluas-luasnya bagi kader yang ingin maju dalam Pilkada.

Namun, mekanisme itu tidak berjalan. Pihaknya mempertanyakan dasar dan pertimbangan DPP mengeluarkan rekomendasi untuk Giriasa dalam Pilkada Badung. Padahal Koalisi Rakyat Badung Bangkit (KRBB) yang telah terbentuk sejak Januari, selama berbulan-bulan berproses untuk “merayu” Diatmika-Muntra sebagai kandidat.

Baca juga:  Mahasiswa akan Gelar Demo di Renon, Aparat Gabungan Diminta Tak Terpancing

KRBB terdiri dari Golkar, Nasdem dan Gerindra. “Sampai akhirnya Koalisi mengeluarkan berita acara, DPD II Golkar Badung, Nasdem, Gerindra sampai ke DPD I-nya akhirnya memohon rekomendasi ke DPP, hanya Golkar yang berbeda,” paparnya.

Sumantra menambahkan, Nasdem dan Gerindra justru komitmen mengusung meskipun bukan kadernya dengan mengeluarkan rekomendasi untuk Diatmika-Muntra. Sedangkan Golkar justru mengusung Giriasa. Padahal saat dulu mendukung Giriasa pada Pilkada 2015, Golkar justru “dihabisi” oleh “merah” di Badung pada Pilkada 2019 lalu.

Baca juga:  Dari Prosesi Puncak Palebon Ida Cokorda Pemecutan XI hingga Nasional Catat Tambahan Ribuan Kasus COVID-19

“Kursi kita turun jauh, padahal kita Koalisi Giriasa waktu itu. Sekarang kita usung Giriasa lagi, apa yakin 2024 akan bermanfaat bagi Golkar di Badung. Lalu, bahasanya sekarang pengusung, yang diusung siapa? Mana kadernya,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris DPD I Golkar Bali I Made Dauh Wijana mengaku memahami kekecewaan para kader di bawah. Aspirasi dari para PD se-Badung akan disampaikan kepada Ketua DPD I Golkar Bali. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *