
GIANYAR, BALIPOST.com – Pesta kembang api malam pergantian tahun baru 2019 ternyata cukup banyak memakan korban luka. Bahkan tercatat ada 8 orang yang memeriksakan diri ke RSUD Sanjiwani akibat terkena ledakan kembang api. Namun rata-rata dari warga yang sudah mendapat perawatan ini hanya menjalani rawat jalan.
Dikonfirmasi Humas RSUD Sanjiwani Gianyar, IB Punarbhawa, Selasa (1/1) mengatakan saat malam pergantian tahun baru, rumah sakit tipe B ini memang menerima sejumlah pasien. Seperti pasien korban kecelakaan lalu lintas saat malam pergantian tahun baru, diterima sebanyak 9 orang. “Satu orang dirujuk ke RSUP Sanglah. Sedangkan 8 lainnya cukup rawat jalan, karena lukanya tidak terlalu serius,” jelasnya.
Sementara data kelahiran bayi, diakui baru tercatat hingga Senin (31/12) yakni sebanyak 5 bayi. Sedangkan kelahiran bayi di awal tahun 2019, hingga pukul 14.00 WITA masih dalam persiapan persalinan. “Yang lahir awal tahun baru belum ada. Para ibunya masih dalam proses persalinan,” jelasnya.
Sementara terkait korban ledakan kembang api maupun mercon yang dilarikan ke IGD RS Sanjiwani, tercatat sebanyak 8 pasien. “Yang kena kembang api atau petasan ada 8 orang, ” ucapnya.
Diakui sejumlah pasien ini memang sampai mengalami jaritan. Namun setelah mendapat perawatan mereka langsung dibolehkan pulang. “Mereka rata-rata rawat jalan, bisa pulang ketika sudah dapat penanganan,” katanya.
Salah satunya, Dewa Gede Ari Saputra, mengalami robek pada tangan kanan ketika menyalakan kembang api di depan Puri Agung Bitera pada Senin (31/12) sekitar pukul 23.30 WITA. Pemuda 22 tahun beralamat Banjar Triwangsa, Kelurahan Bitera, Gianyar ini langsung dilarikan ke IGD RS Sanjiwani Gianyar.
Akibat terkena ledakan petasan, tangan kanan pemuda bertatto ini pun berlumuran darah. Akibat kejadian ini ia harus mendapatkan 5 jaritan. Berselang 3 jam, korban pun diperbolehkan pulang.
Hingga Selasa siang kemarin korban diketahui sudah beraktifitas normal. Menurut ayah korban, Dewa Putu Oka Adnyana (55) pesta kembang api di sekitar TKP langsung bubar pasca insiden itu. “Pas yang meledak itu kembang api terakhir. Isian 6. Setelah 5 slot sukses meluncur ke atas. Slot terakhir justru meluncur ke bawah, sehingga terjadilah ledakan pada tangan,” jelasnya.
Suasana pesta kembang api yang awalnya meriah, seketika menjadi bubar dan sepi. “Pemuda yang lain gak ada kenapa kenapa. Pas yang dipegang anak saya saja yang meledak di tangan,” tandasnya. (manik astajaya/balipost)