GIANYAR, BALIPOST.com – Cagar Budaya Candi Tebing Kelebutan di Desa Pejeng Kawan Kecamatan Tampaksiring sempat ramai dikunjungi wisatawan. Bahkan lokasi ini menjadi tempat syuting film Cupak Grantang.

Namun kini kunjungan ke objek ini mulai sepi. Bahkan kini, masyarakat sekitar mulai enggan datang ke petirtan suci di areal cagar budaya itu.

Alasannya, selain areal ditumbuhi rumput tinggi, di atas tebing juga terdapat Instalasi Pembuangan Air Limbah Tinja (IPALT). Secara psikologis, masyarakat merasa aliran air suci dari dinding tebing mulai tercemar. Terlebih, bau-bau khas limbah tercium di sekitar lokasi.

Baca juga:  Tambahan Harian Kasus COVID-19 Bali di Atas 200 Orang, Kumulatif Lampaui 41 Ribu

Informasi dihimpun menyebutkan situs Tebing Candi Kelebutan sudah sejak lama ditinggalkan wisatawan. Alhasil saat ini akses dan situsnya hanya dirawat sekedarnya. “Kalau dulu ada wisatawan yang berkunjung ke sini,” ucap Nyoman Adi seorang warga yang ditemui seputaran objek tersebut.

Warga ini mengungkapkan bukan saja wisatawan yang tidak mau datang ke situs ini, warga lokal juga mulai meninggalkan tempat keramat ini. Hal ini disebabkan karena pada sisi barat di atas tebing terdapat Instalasi Pembuangan Air Limbah Tinja (IPALT). “Sejak adanya IPALT itu, warga enggan mandi di bawah. Mungkin karena faktor psikologis, di atasnya terdapat tinja, sehingga tidak mau memanfaatkan sumber mata air untuk mandi atau konsumsi,” terangnya.

Baca juga:  Lakukan MoU, Pulau Penyengat Siap Usung Wisata Religi Jadi Unggulan

Menurutnya, mata air di sekitar situs dulunya digunakan untuk permandian umum dan ada sumber mata air yang sudah kering. Sehingga kondisinya saat ini, situs tersebut hanya dirawat oleh seorang pegawai Cagar Budaya. “Mungkin karena image ada saluran tinja, terus ditinggalkan wisatawan dan warga, karena masuk ke situs ini tercium bau tidak sedap,” ungkapnya.

Sementara itu Perbekel Desa Pejeng Kawan Anak Agung Gede Oka yang dikonfirmasi tidak berani berkomentar banyak terkait pengaruh IPALT terhadap aliran air di dinding tebing. Meski demikian ia mengaku sedang berkoordinasi dengan dinas terkait. “Maaf dulu ya, tiang sedang koordinasi ke Dinas PU Kabupaten,” katanya singkat. (Manik Astajaya/balipost)

Baca juga:  Bali Perlu Pebiliar Pelapis
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *