Pengendara motor melintas di salah satu hotel yang berlokasi di Lodtunduh. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Pertumbuhan destinasi yang ramai dikunjungi wisatawan hampir bisa ditemukan merata di seluruh kawasan Kabupaten Gianyar. Namun untuk pertumbuhan akomodasi justru masih dominan di kawasan Ubud.

Melihat kondisi ini Pemkab Gianyar pun mulai mengambil langkah, untuk pemerataan pembangunan akomodasi. Berdasarkan data rekapitulasi potensi pariwisata Kabupaten Gianyar 2017, untuk pondok wisata paling banyak tercatat di Kecamatan Ubud yakni 831 pondok wisata. Sementara kecamatan lain tidak sampai 100 pondok wisata. Seperti Kecamatan Gianyar 31 pondok wisata, Blahbatuh (92), Sukawati (76), Tampaksiring (84), Tegallalang (90), dan Payangan (56).

Tidak hanya pondok wisata, unutk hotel melati juga demikian. Di kawasan Kecamatan Ubud tercatat ada 222 hotel melati, sementara kecamatan lain tidak sampai 20 unit. Seperti Kecamatan Gianyar 9 hotel melati, Blahbatuh (8), Sukawati (16), Tampasiring (3), Tegalalang (14) dan Payangan (8). Sementara untuk hotel berbintang hanya ada di 3 kecamatan, yakni Ubud dengan 17 hotel berbintang, Payangan (5) dan Kecamatan Blahbatuh (1) hotel berbintang.

Baca juga:  Aktivitas Vulkanik Gunung Agung Masih Tinggi

Melihat kondisi ini Plh. Bupati Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya menerangkan Pemkab Gianyar tengah berupaya menumbuhkan pariwisata tidak hanya di kawasan Ubud, tetapi juga kawasan lainnya, seperti objek wisata Desa Lebih dan sekitarnya. “Ini sedang kita kembangkan pariwisata di kawasan Lebih, termasuk mengarahkan pembangunan akomodasi ke kawasan ini,” jelasnya.

Mengawali pertumbuhan pariwisata di kawasan ini sudah dilakukan dengan membuka pintu untuk pendirian destinasi. Diharapkan hal ini juga akan diikuti dengan pendirian akomodasi. “Sekarang wisata di Lebih dengan kulinernya kan sudah banyak dikenal, termasuk juga destinasi di sekitarnya sudah ramai dikunjungi wisatawan, “ ucapnya.

Baca juga:  Sejak 22 Maret, Belasan Ribu Naker Migran Sudah Pulang ke Bali

Sementara untuk akomodasi di kawasan Ubud sendiri diakui sudah penuh, sehingga Pemkab sendiri sudah berupaya mengarahkan investor untuk bergerak di luar Ubud, seperti Kecamatan Payangan, Tegallalang dan Blahbatuh. “Kita berupaya mengarahkan wisatawan, demi mewujudkan keberimbangan,” katanya.

Ia menambahkan, di kawasan seni ini sudah dipetakan sejumlah zonasi. Seperti kawasan utara dengan agrowisata. “Agrowisata ini sedang kita kawal juga, agar bisa tumbuh dengan baik. Selain itu beberapa regulasi untuk destinasi baru juga sedang kita siapkan,” tandasnya.

Sementara Ketua Komisi II DPRD Gianyar I.B. Nyoman Rai meminta pemerintah untuk mengambil langkah tegas, dengan menghentikan sementara penambahan akomdoasi di kawasan Ubud. “Contoh dulu pada masa Cok Budi (Tjokorda Gede Budi Suryawan), pernah menyetop sementara atau membatasi pengembangan akomodasi di daerah Ubud,” ucapnya.

Baca juga:  Dari Jangan Ada "Musuh dalam Selimut"! hingga Tiga Zona Merah di Bali Sumbang Kumulatif Kasus di Atas 150 Orang

Dikatakan bila akomodasi terus dibiarkan tumbuh di kawasan barat, justru akan memicu persaingan harga yang tidak sehat serta merusak tata ruang. Sementara daerah timur sendiri sesungguhnya sudah memiliki banyak destinasi baru yang ramai dikunjungi wisatawan. “Pemerintah tinggal membantu pengembangan destinasi ini, seperti Kanto Lampo sekarang ramai dikunjungi wisatawan,” katanya.

Daya tarik wisata kini memang bertumbuh di kawasan Gianyar timur. Terbukti berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Gianyar tercatat ada 82 daya tarik wisata di seluruh kawasan seni ini pada 2017. Jumlah itu diketahui merata di tujuh kecamatan. Rinciannya Kecamatan Gianyar 13 daya tarik wisata, Blahbatuh (16), Sukawati (15), Ubud (17), Tampaksiring (12), Tegallalang (5) dan Payangan (4). (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *