Ilustrasi pelajar SMP saat pulang sekolah. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gempa 5,4 SR yang menguncang Denpasar pada 08.26 Wita, Senin (6/8) membuat siswa histeris dan keluar berhamburan dari ruang sekolah. Sejumlah sekolah yang memiliki gedung bertingkat akhirnya memulangkan siswanya guna memberi kenyamanan dalam belajar.

Sementara itu pascagempa 7,0 SR di Lombok Utara sejumkah gedung sekolah retak dan genteng atapnya rontok. Hasil pengamatan Bali Post, akibat gempa susulan, siswa SMF Saraswati, SLUA Saraswati, SLUB Saraswati berhamburan keluar dari ruangan kelas di lantai III dan IV. Menurut siswa, getaran gempa kali ini sangat terasa.

Para siswa trauma karena gempa 7 SR itu. Para guru yang sedang mengajar juga mengambil langkah penyelamatan ke luar ruangan. Namun mereka tetap mengawal anak-anaknya untuk turun menyelamatkan diri, apalagi gedung Saraswati semuanya berlantai IV.

Baca juga:  Fotografer "Berburu" di Besakih

Akibat dari peristiwa ini sejumlah sekolah di bawah naungan Yayasan Saraswati memulangkan anaknya alias meniadakan pembelajaran. Seperti yang dilakukan SD Saraswati 3 dan SD Saraswati 5 Denpasar. “Kami takut anak-anak trauma, hingga dipulangkan,” kata Kasek SD Saraswati 3, Cok, Murniati.

Hal yang sama dilakukan Kepala SD Saraswati 5 Denpasar, Dra. Desak Made Asni, M.Psi. Pemulangan siswa dilakukan dengan terlebih dahulu minta izin ke Disdikpora.

Ketua Yayasan PR Saraswati Pusat Denpasar, Ir. Bagus Ketut Losji, M,S., ikut menyaksikan keresahan anak-anaknya akibat gempa. Dia setuju kalau anak-anak dipulangkan demi keamanan bersama dengan syarat keterlambatan PBM hari ini diisi di hari berikutnya. Pascagempa 7,0 SR, genteng atap aula yayasan sebagian rontok. Demikian juga sebagian plapon dan genteng atap SD Sarawati 3 Denpasar di kawasan Renon.

Baca juga:  Jaga Jurnalisme Berkualitas, DNA Media Arus Utama Tak Boleh Ditinggalkan

Hal yang sama juga dialami siswa SMANSA, SMAN 2, SMAN 7 dan sekolah lainnya. Anak-anak TK, SD, SMP dan SMA di Dwijendra juga berhamburan keluar ruangan kelas. Lucunya lagi, kata Kepala SMP Dwijendra, Dra. Ni Wayan Nadi Supartini,M.Pd., gempa terjadi saat guru menerangkan SOP Antisipasi Jika Terjadi Gempa.

Sejumlah plafon ruangan di Gedung Dwijendra juga mengalami retak-retak akibat gempa semalam. Keresahan ini kemudian dilaporkan ke Disdikpora untuk mengizinkan siswanya dipulangkan.

Baca juga:  Sambut IMF-WB Meeting, Ini Fasilitas Baru Bandara Ngurah Rai

Akhirnya Kabid. Pembinaan SMP Disdikpora Denpasar, A.A. Ngurah Gede Wiratama,M.Ag., mengeluarkan seruan lewat WA bahwa pembelajaran hari itu ditiadakan dan siswa masuk seperti biasa Selasa (7/8).

Kadisdikpora Kota Denpasar, Drs. I Wayan Gunawan membenarkan sejumlah sekolah diizinkan memulangkan siswanya lebih awal, dengan syarat guru mengejar keterlambatan pelajaran hari berikutnya. Langkah ini diizinkan untuk menjamin keamanan siswa dan orangtuanya. “Kita utamakan dulu keselamatan siswa dan ketentraman orangtua siswa,” tegasnya. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *