Kawasan muara Tukad Mati mulai dibangun tanggul untuk mengurangi penyempitan. (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Penataan aliran Tukad Mati dan juga Muaranya, saat ini mulai dikerjakan. Bahkan untuk muara Tukad Mati sudah mulai dibangun tanggul.

Dikonfirmasi, Minggu (24/6), Kasatker Pelaksanaan Jaringan Sumber Air dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, I Putu Eddy Purnawijaya mengatakan, pembangunan tanggul ini dilakukan untuk mengantisipasi penyempitan lebar sungai. Penyempitan itu terjadi karena adanya sedimen yang mengendap.

Untuk itu, di sisi kanan dan kiri muara akan dibuatkan tanggul. Proyek ini sudah berjalan sejak awal 2018 dengan total panjang tanggul di hilir yaitu 1 km. “Tanggul ini dibuat agar muara tidak menyempit. Setelah dibangun tanggul nanti sedimenya dikeruk agar aliran airnya lancar,” ujarnya.

Baca juga:  Lapangan Samudra akan Dipermak Jelang Piala Dunia

Selain itu, kata Eddy, pada muara pertemuam air laut dan sungai akam dibangun bendung gerak. Ini tujuanya untuk menghindari terjadinya rob. Karena selama ini jika terjadi banjir bersamaan dengan air laut pasang air banjir akan terhambat. “Tujuanya agar air banjir tetap bisa terbung ke laut meski terjadi air pasang,” pungkasnya.

Menurutnya, proyek ini merupakan bagian dari penataan tukad Mati dari hulu yang dikerjakan secara multi years. Proyek penataan ini dibagi dalam dua segmen pengerjaan yang ditargetkan selesai tahun 2019. Ada dua segmen pengerjaan yaitu tengah dan hilir. Tukad Mati tengah alirannya dari Jalan Gatot Subroto, Gunung Soputan, Sunset Road, termasuk melewati Legian dan Kuta. Sedangkan, bagian hilir dari Tukad Mati yaitu di Lingkungan Patasari, Kuta.

Baca juga:  Pembangunan Permukiman Warga Dusun Yeh Mampeh Terkendala Cuaca

Dijelaskan, untuk pengerjaan normalisasi Tukad Mati itu termasuk pengembalian kapasitas sungai, pembuatan parapet (tanggul), dan pemasangan pompa di beberapa titik. Proyek ini, kata dia, adalah salah satu antisipasi banjir di Legian dan Kuta.

Pengerjaan yang paling mendesak dilakukan adalah pembangunan parapet. “Itu agar saat laut pasang dan airnya naik, tidak terjadi rob. Dengan adanya parapet, air laut tidak bisa masuk ke aliran sungai,” imbuhnya.

Baca juga:  Antisipasi Sampah Menumpuk saat Natal dan Galungan, DLHK Denpasar Siagakan Armada

Eddy menjelaskan, panjang Tukad Mati sekitar 22,5 kilometer, belum termasuk anak-anak sungainya. Namun, yang saat ini ditata hanya 8 kilometer. Proyek penataan Tukad Mati ini menggunakan sumber anggaran APBN sebesar Rp 180 miliar untuk segmen tengah, dan Rp 246 miliar untuk di hilir. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *