Pangi Syarwi Chaniago. (BP/ist)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pengamat Politik, Pangi Syarwi Chaniago menilai jika benar terbentuk maka poros ketiga bisa menjadi ancaman Presiden Jokowi untuk melenggang terpilih kembali periode kedua. Penilaian tersebut disampaikan dalam diskusi bertajuk ‘Peluang Dua Pasang Calon Presiden Selain Poros Jokowi’ di Gedung DPR, Kamis (22/3).

Pangi menganalogikan penilaiannya itu saat pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu. Di luar dugaan, Partai Demokrat membentuk poros ketiga dengan mengusung Agus Harimurti Yudhoyono, putra Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pembentukan poros ketiga ketika itu digagas SBY ketika komunikasi politik dengan Gerindra menghadapi jalan buntu, dan di luar dugaan sejumlah partai yang masih menimbang-nimbang memberikan dukungan kepada Demokrat dengan membentuk poros ketiga.

Baca juga:  Sektor UMKM Sokong 61 Persen PDB Nasional

Pada Pilkada DKI tersebut, petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memiliki koalisi dengan kekuatan yang sangat kuat karena didukung sejumlah partai besar. Pada Putaran pertama, koalisi pendukung Ahok pun berada diurut pertama.

Namun, di putaran kedua, koalisi Ahok tidak mampu bertahan karena pasangan yang kalah cenderung bergabung untuk menghadapi petahana. Maka dukungan poros ketiga pun dialihkan kepada pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Gerindra-PKS. “Jadi poros ketiga jika terbentuk, bisa menjadi ancaman Jokowi dan koalisi partai pendukungnya,” tegas Pangi.

Baca juga:  Canangkan Gerakan Luar Biasa Turunkan "Stunting," Lembaga Ini Ditunjuk Jadi Ketua

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Al Muzammil Yusuf memastikan bakal berkoalisi dengan Partai Gerindra kembali untuk Pemilihan Presiden 2019 menghadapi Calon Presiden Joko Widodo yang sudah diusung sejumlah partai. Menurutnya, dengan koalisi PKS-Gerindra maka menutup peluang Jokowi sebagai calon tunggal Pilpres 2019. Ia juga meyakini poros PKS-Gerindra makin memperkecil peluang poros ketiga koalisi. “Kami dengan Pak Prabowo sudah menyatakan bersekutu. Saya sebut bersekutu karena memang komunikasi kami dengan Gerindra sudah terjalin sejak lama,” kata Al Muzzammil Yusuf.

Menurut Al Muzzammil, dengan berkoaliasi bersama Partai Gerindra, maka kedua parpol sudah mengantongi 113 kursi di parlemen atau di atas 20% syarat raihan suara sah nasional. Karena alasan itulah, kedua parpol siap untuk berhadapan dengan sedikitnya lima partai politik yang sudah menyatakan mendukung Presiden Jokowi untuk Pilpres 2019.

Baca juga:  Parpol di Karangasem Ganti Empat Nama Bacalon Peserta Pemilu 2024

Mengenai partai tersisa yang belum menentukan sikapnya, Ia meyakini sulit jika partai tersisa membentuk poros ketiga. Partai tersisa dimaksud adalah PKB, PAN dan Partai Demokrat yang hingga saat ini belum juga menentukan sikapnya mendukung Jokowi sebagai capres seperti dukungan yang sudah diberikan delapan partai termasuk PDI Perjuangan dan Partai Golkar. Ketiga partai itu juga belum bersikap masuk dalam barisan PKS-Gerindra. (Hardianto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *