Ratusan perahu tradisional bersandar di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan akibat angina kencang dan gelombang tinggi. BMKG juga memberikan peringatan nelayan untuk mewaspadai angin kencang dan gelombang tinggi. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Angin kencang terjadi sejak Selasa (20/3) hingga Rabu (21/3) berdampak pada aktivitas nelayan. Bahkan di Cupel, Kecamatan Negara sejumlah perahu fiber milik warga hancur diterjang gelombang tinggi. Sementara hampir sebagian besar nelayan memilih tidak melaut akibat angin kencang dan gelombang tinggi tersebut.

Sedikitnya tiga perahu berbahan fiber milik nelayan yang bersandar di Pantai Cupel hancur terbelah. Kepala Dusun Kembang, Abdul Hamid mengatakan tiga perahu milik warga yang ditambatkan di Pantai Cupel itu hancur diperkirakan pada Selasa (20/3) malam, pukul 00.00 Wita.

Baca juga:  Jukung Angkut Lima Pemancing Terbalik di Selat Bali

“Perahu itu ditambatkan, karena dihantam ombak. Hancur  sampai ada yang terbelah tiga bagian. Dua (perahu) lainnya mesinnya juga rusak,” terangnya dikonfirmasi.

Ketiga perahu yang hancur akibat gelombang tinggi itu diantaranya milik Yatno, Muh Yani dan Kahpi. Terkait kejadian ini pihaknya sudah melaporkan ke Kepala Desa setempat. Angin kencang ini juga berdampak pada para nelayan. Sebagian besar nelayan tidak melaut.

Seperti yang terlihat di Desa Pengambengan, Rabu (21/3) sore. Ratusan perahu nelayan baik sampan maupun selerek (purse seine) berjejer di sepanjang senderan yang mengelilingi kolam Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN). Para nelayan sudah tak melaut sejak beberapa hari ini karena kondisi cuaca khususnya angin kencang. Terutama perahu-perahu kecil yang menggunakan mesin tempel, nampak banyak bersandar dengan mesin ditutupi.

Baca juga:  Lagi, Lahan Hutan di Lereng Gunung Agung Terbakar

Sejumlah nelayan yang ditemui mengaku belakangan angin sangat kencang. Bahkan kencangnya hembusan angin dirasakan hingga di darat. “Kalau angin begini biasanya juga disertai gelombang tinggi, khawatirnya perahu terbalik di tengah,” terang Apik (37), salah seorang nelayan.

Sementara itu, dari prakiraan BMKG Negara menyebutkan angin kencang yang terjadi di wilayah Selatan Bali ini merupakan dampak dari Badai Marcus.  Badai ini dapat menimbulkan gelombang tinggi di perairan selatan Jawa-Bali-NTB.

Baca juga:  Angin Kencang, Pohon Tumbang Masih Berpotensi Terjadi di Denpasar

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Negara, Rakhmat Prasetia mengatakan prakiraan cuaca Rabu (21/3) di Selat Bali bagian Selatan terjadi angin Barat Laut – Utara degan kecamatan 4-10 knot dan tinggi gelombang 0.5 hingga 3.0 meter.

Sedangkan di Samudera Hindia Selatan Bali, angin Barat Laut- Utara dengan kecepatan angina 6-20 knot dan tinggi gelombang 1.0 hingga 4.0 meter. Pihaknya juga meminta masyarakat untuk mewaspadai adanya angin kencang dan gelombang tinggi di wilayah selatan Bali. (surya dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *