Suasana di dalam Gedung BEI yang atapnya ambruk. (BP/ist)

JAKARTA, BALIPOST.com – Atap selasar di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) ambruk pada Senin (15/1). Setidaknya selusin orang terluka karena tertimpa reruntuhan bangunan, menurut sejumlah karyawan BEI dan saksi mata, dikutip dari Reuters.

Bangunan lokasi kejadian itu merupakan bagian dari komples dua menara yang menjadi target dari bom bunuh diri militan muslim pada September 2000. Namun polisi membantah serangan bom sebagai penyebab dari runtuhnya atap tersebut.

Baca juga:  Jumlah Kematian COVID-19, Italia Peringkat Kedua di Eropa

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, saat diwawancarai dengan Metro TV, aparat keamanan dan petugas kesehatan fokus melakukan evakuasi terhadap korban luka. Korban yang mengalami luka termasuk sejumlah murid yang sedang berkunjung ke lokasi itu.

“Lantai kedua dari bangunan ini ambruk,” kata asisten pribadi dari Presiden Direktur BEI, Tito Sulistion, Vindy, yang saat itu berada dalam gedung.

Baca juga:  Sejak Kecil Ingin Jadi Polisi, Bharada Komang Dikenal Pintar dan Penurut

Sementara itu, Megha Kapoor, karyawan di gedung itu mengatakan bongkahan beton berjatuhan dan banyak sekali debu. Pipa air juga meledak. “Saya mendengar suara pecah yang keras. Saya melihat seorang perempuan tidak sadarkan diri tertimpa bongkahan beton,” katanya menambahkan.

Ia juga mengutarakan terdapat sekelompok siswa SMA yang sedang berkunjung di gedung itu.

Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI mulai dibuka pada siang hari. Menurut Tito, jumlah korban luka di bawah 20 orang. (kmb/balipost)

Baca juga:  1 Pasien Positif COVID-19 di Bali Sembuh
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *