I Gede Pawana. (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Setelah radius berbahaya dikurangi jadi 6 km, pengungsi dari wilayah aman berbondong-bondong pulang. Tetapi, sampai di rumah, mereka kebingungan, karena kehilangan pekerjaan dan ternaknya.

Menurut Ketua Pasebaya Lingkar Gunung Agung, I Gede Pawana, pihaknya sempat menyoroti ini. Sebab, setelah pulang dan kehilangan pekerjaan serta ternak mereka, program-program pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk memberdayakan kembali warga di lereng Gunung Agung.

Ia mengatakan banyak dari pengungsi bingung bekerja apa. Ternak yang biasa mereka pelihara dalam kesehariannya juga sudah tak ada. Belum lagi tinggal di rumah masih dalam perasaan was-was, terhadap aktivitas Gunung Agung. “Warga masih bingung. Nah, sekarang mari pikirkan solusinya. Setelah disuruh pulang, sekarang mereka mau diapakan?” tanya Pawana.

Baca juga:  Datangi Kantor Bupati Karangsem, Ini Permintaan Pengusaha di Tulamben

Menurutnya, ada banyak OPD yang bisa berperan aktif memperhatikan pengungsi yang sudah kembali pulang ini. Warga butuh sentuhan program agar bisa lebih cepat bangkit lagi.

Terlebih, warga di KRB II saja, kata dia, mencapai puluhan ribu orang. Mayoritas dari mereka dulu bekerja sebagai peternak. Sehingga, dia mendorong agar program bagi mereka lebih banyak didorong di sektor peternakan.

Tahun ini, APBD Induk 2018, dirancang lebih banyak untuk memaksimalkan penanganan pengungsi. Belum lagi dukungan anggaran dari PHR Badung dan Kodya Denpasar, maupun dana pihak ketiga yang masuk melalui rekening khusus pemerintah daerah. Jumlahnya pun tak sedikit, mencapai miliaran rupiah.

Baca juga:  Diumumkan, 3 Terbaik Calon Pengisi 11 Kursi Pimpinan Tinggi Pratama di Pemprov Bali

Disinggung soal ini, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri yang memimpin rapat koordinasi saat itu, meminta waktu untuk melakukan pemetaan pengungsi yang sudah pulang. Kondisinya saat ini bagaimana dan program apa yang tepat agar mudah diserap mayoritas warga yang sudah kembali pulang dari lereng Gunung Agung.

Selain persoalan pascamengungsi, Pawana juga meminta pihak terkait untuk tetap mempersiapkan jalur-jalur evakuasi. Sebab, tidak ada yang bisa menjamin Gunung Agung akan seterusnya tenang.

Baca juga:  Studi Banding ke Klaten, Pemkab Karangasem Belajar Pengelolaan Kapas Jadi Benang

Berkaca dari pengalaman sebelumnya, setelah status sempat turun dan warga ramai-ramai pulang, Gunung Agung justru kembali menunjukkan peningkatan aktivitas hingga status naik lagi jadi awas dan warga kembali dipaksa mengungsi. “Kita antisipasi saja. Kalau terjadi kemungkinan terburuk lagi, maka warga sudah siap dievakuasi ke tempat aman,” tegas Pawana. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *