Bayi Lahir saat Nyepi
Direktur BRSUD Tabanan, dr. Nyoman Susila. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Jumlah pasien yang menjalani cuci darah atau hemodialisa (HD) di BRSU Tabanan setiap bulannya mengalami fluktuasi. Hal ini dikarenakan pasien HD ada yang meninggal karena penyakit yang dideritanya ataupun ada penambahan pasien baru.

Berdasarkan data terakhir, ada 210 pasien HD yang rutin harus menjalani cuci darah di BRSU. Dari jumlah pasien tersebut, paling lama menjalani HD selama 12 tahun.

Berdasarkan data, sepanjang tahun 2017 terjadi penambahan dan pengurangan pasien HD baik itu penambahan karena pasien baru atau pengurangan karena pasien meninggal dunia. Untuk Januari 2017 terdata 9 pasien meninggal dan tambahan 17 pasien baru, Februari tercatat 7 pasien meninggal dan tambahan pasien baru 18 orang, Maret tercatat 8 pasien meninggal dan 8 pasien baru. Untuk bulan April ada tambahan 19 pasien baru dan pengurangan 11 pasien karena meninggal dunia.

Baca juga:  Ribuan Jatah KIS di Buleleng Nganggur

Pada Mei tercatat 9 pasien meninggal dan 11 pasien baru. Juni tercatat 7 pasien baru dan enam pasien meninggal, Juli ada 12 pasien meninggal dan 19 pasien baru, Agustus ada 10 pasien meninggal dan 20 pasien baru, September tercatat 15 pasien meninggal dan 11 pasien baru, Oktober ada 7 pasien terdata meninggal dunia dan tambahan 17 pasien baru, November tercatat 12 pasien meninggal dan tambahan 14 pasien baru. Sementara Desember tercatat 10 pasien meninggal dunia. “Sehingga total pasien HD hingga Desember 2017 adalah 221 pasien. Sementara untuk Januari 2018 berkurang menjadi 210 pasien,” ujar Direktur BRSU Tabanan, dr. Nyoman Susila, Minggu (7/1).

Baca juga:  Diperbolehkan Pulang, Karena Ini Pramugari Diobservasi Corona hingga 14 Hari

Susila melanjutkan pelayanan cuci darah di BRSU saat ini terdiri dari 17 unit. Jika dilihat dari segi ideal, 17 unit hanya mampu melayani 34 pasien dalam satu hari. Per unit idealnya bekerja dua kali dalam satu hari atau dua shift pagi dan sore. Namun karena jumlah pasien saat ini melebihi kapasitas ideal, biasanya satu unit bisa bekerja lebih dari dua shift.

Pelayanan HD sendiri diberikan pada pasien yang mengalami gagal ginjal. Penyebab gagal ginjal ini biasanya dipicu oleh penyakit lain salah satunya Diabetes Mellitus.

Baca juga:  Tinjau Ini, Panglima TNI dan Kapolri akan Kunker Lagi ke Bali

Saat ini penyakit Diabetes Mellitus (DM) sendiri termasuk penyakit 10 besar yang terdata di puskesmas Tabanan sebanyak 1.334 pasien di 2017. Apabila pasien DM ini tidak mendapatkan pengobatan yang rutin dan tidak menerapkan hidup sehat, maka potensi terjadi gagal ginjal dan harus cuci darah lebih besar.

Karenanya, Susila menghimbau agar tidak sampai terjadi gagal ginjal maupun menderita DM, masyarakat harus menerapkan perilaku hidup sehat serta perbanyak olahraga dan makan dan minum yang seimbang dan bergizi. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *