BANYUWANGI – Simpang siur seputar informasi pembangunan fisik di puncak Ijen, Banyuwangi sampai juga ke Menteri Pariwisata Arief Yahya. Apalagi siulan-siulan netizen di media sosial sudah sedemikian kencang, lebih banyak yang kontra daripada yang setuju.

“Beberapa pertanyaan media yang sampai di handphone saya, langsung saya forward ke Bu Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang punya kawasan itu. Dan beliau langsung merespons cepat, terima kasih Ibu Menteri LHK, ini sangat membantu netizen yang ingin tahu,” jelas Arief Yahya, Menpar RI.

Menpar yang asli Banyuwangi itu, kebetulan menghadiri pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), Sabtu (11/11). Ada beberapa pejelasan Menteri Arief kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Banyuwangi. Pertama, apa yang dibangun yaitu pagar, musholla dan toilet, sangat dibutuhkan oleh wisatawan.

Baca juga:  Kebutuhan Oksigen Mencapai 1.700 Ton Per Hari

Kedua, kata Arief Yahya, lokasi bangunan mushola dan toilet tidak pada lokasi yang biasa untuk melihat pemandangan dan bukan di jalur pendakian. “Mungkin ini yang perlu disosialisasikan, agar tidak menimbulkan aneka praduga,” sebut Arief Yahya dengan nada datar.

Lalu apa penjelasan Menteri LHK Siti Nurbaya yang dikirim ke Menpar Arief? Ini dia pointersnya:

Konstruksi dibangun dengan berbagai pertimbangan :

1. Karena lebar bibir kawah ijen hanya 2 meter, dengan kanan kiri kawah dan jurang sebingga perlu diantisipasi dengan pagar pengaman. Pagar dibangun dengan struktur menyerupai kayu sehingga menyatu dengan alam.

2. Pagar juga sudah ada sebelumnya dan sangat tidak aman. Pagar akan membatasi pengunjung dari kawah, karena pengunjung terlarang untuk turun ke kawah dan selama ini tidak ada pembatas meski ada papan larangan.

Baca juga:  Ribuan Orang Terbangkan 4.700 Lampion Festival Banjir Kanal Barat 

3. Toilet dan mushola guna memenuhi permintaan wisatawan, masyarakat dan pejabat yg ke Ijen selalu mengeluhkan ketiadaan mushola sehingga tidak bisa sholat subuh tepat waktu.

Soal toilet dan mushala, Menpar Arief Yahya juga membenarkan, bahwa itu dibutuhkan. “Di seluruh destinasi wisata dunia, dimana pun juga butuh toilet yang bersih, bagus, nyaman. Jadi ini bagus, kalau ingin menjadi global player, harus menggunakan global standard,” kata Arief Yahya lagi.

Ini lanjutan penjelasan Menteri LHK Siti Nurbaya :

Baca juga:  Penerbangan Internasional Garuda Pindah ke Terminal 3 Soekarno-Hatta

1. Yang dibangun hanya pagar pengaman, toilet, mushola. Tidak ada bangunan lain selain itu. Dan bukan kereta gantung, warung, toko, resto, hotel ataupun taman bermain.

Titik mushala dan toilet pun bukan di jalur pendakian, dan tidak akan menghalangi pandangan pengunjung dr blue fire, karena terletak 226m dari titik bluefire. Tinggi pagar hanya 85 cm sehingga tidak menghalangi photographi.

2. Investornya negara, karena Ijen adalah salah satu prioritas nasional pariwisata. Anggaran pembangunan Ijen dibangun dengan Dipa KLHK melalui Dipa BBKSDA Jatim Tahun Anggaran 2017.

Lalu apa komentar Menpar Arief? “Saya rasa penjelasan Bu MenLHK bagus, semoga ini bisa membantu netizen, yang ingin tahu seputar Ijen,” kata Arief Yahya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *