Selat
Polisi mengevakuasi mayat yang ditemukan mengapung di selat Bali, Kamis (7/9). (BP/udi)
BANYUWANGI, BALIPOST.com – Para nelayan di perairan selat Bali dibuat geger, Kamis (7/9). Sesosok mayat ditemukan tewas mengambang di perairan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Kondisinya mulai membusuk, tubuhnya membengkak.

Belakangan, mayat tersebut diketahui bernama Mistali (62), buruh perkebunan asal Dusun Gondang, Desa/Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember. Identitas ini diketahui dari KTP yang tersimpan di celana korban. Tubuh korban pertama kali ditemukan nelayan Selat Bali, sekitar pukul 13.30 WIB. Karena takut, nelayan tersebut memilih melapor ke perangkat desa setempat. Lalu, diteruskan ke polisi.

Baca juga:  Tracking, Dua Siswi Tewas Tenggelam di Air Terjun Tembok Barak Sukasada

Tak berselang lama, Satpolair Polres Banyuwangi tiba di lokasi. Tubuh korban langsung dievakuasi. Kondisi korban mulai sulit dikenali. Korban menggunakan baju kemeja dan celana panjang. Dari dompet korban ditemukan KTP, STNK, buku telepon dan uang tunai Rp 42.000. ” Identitas korban sepertinya yang kita temukan di dompet. Tapi, masih kita telusuri,” kata Kasat Polair Polres Banyuwangi AKP Subandi disela memimpin evakuasi.

Baca juga:  Ledakan di Blitar, Kerusakan Puluhan Rumah Warga akan Ditanggung Pemerintah

Pihaknya sempat berusaha menghubungi beberapa nomor telepon yang tertera di buku telepon milik korban. Namun, tak ada yang bisa dihubungi. “Ada yang tersambung, tapi tak diangkat,” jelas Subandi.

Belum diketahui pemicu tewasnya korban. Apalagi, warga di sekitar lokasi tak ada yang mengenalinya. Polisi sempat menduga korban adalah buruh pabrik semen di dekat lokasi. Ternyata, bukan. Seluruh karyawan pabrik mengaku tak mengenali korban.

Baca juga:  Ketua DPR Minta Dubes Singapura Promosikan Destinasi Nusantara

Untuk memastikan pemicu tewasnya korban, jazad korban dibawa ke RSUD Blambangan, Banyuwangi. Dugaan sementara, korban sudah meninggal lebih dari sehari. Sebab, kondisinya sudah membengkak. Mulai memicu bau busuk. Yang menyulitkan, tak satupun warga mengenali korban. (budi wiriyanto/balipost)

BAGIKAN