DENPASAR, BALIPOST.com – Saat ini jumlah pelanggan PLN di Bali mencapai 1.304.195 pelanggan. Dari total jumlah tersebut, pelangan rumah tangga mencapai 81,28% (1.060.069 pelanggan), pelanggan bisnis 12,09% (157.726 pelanggan), publik dan layanan khusus 3,98% (51.871 pelanggan), sosial 2,56% (33.430 pelanggan), dan industri 0,08% (1.099 pelanggan). Bahkan, hampir 95 persen penduduk Bali sudah menikmati listrik.

Berdasarkan data tidak ada Desa dan Dusun yang belum mendapatkan jaringan listrik. Kendati demikian, dari total jumlah rumah tangga yang tersebar diseluruh kabupaten/kota di Bali, hampir 5,5% belum menikmati listrik. “Hampir 95 persen penduduk Bali sudah menggunakan listrik. Namun, secara desa dan dusun itu semuanya sudah berlistrik. Tetapi, dari angka cara menghitung rasio klasifikasi adalah berapa jumlah pelanggan rumah tangga yang tercatat di PLN (pelanggan R) dibagi dengan total rumah tangga yang ada di Bali angkanya sekitar 94,55 %, seolah-olah dari angka itu menyatakan ada sekitar 5,5 % rumah tangga saudara kita di Bali yang belum menikmati listrik,” ujar General Manager PT PLN (Persero) Distribusi Bali, Nyoman Suwarjoni Astawa, saat presscon, Selasa (5/9).

Baca juga:  Beban Listrik saat Nyepi Diperkirakan Turun hingga 40 Persen

Oleh karena itu, sebagai GM PT PLN (Persero) Distribusi Bali yang baru, Astawa menggandeng Universitas Udayana untuk melakukan survei ke seluruh desa dan dusun yang ada di Bali untuk mengecek berapa jumlah rumah tangga yang belum menikmati listrik dari PLN. Sehingga, ke depan pihaknya bisa membuat program-program yang lebih tepat sasaran untuk pemertaan listrik ke semua rumah tangga yang ada di seluruh Kabupaten/Kota di Bali. “Mudah-mudahan dalam waktu 2-3 bulan kedepan ini kami bekerjasama dengan perguruan tinggi yaitu Udayana untuk melakukan survei ke semua desa dan dusun yang ada di Bali untuk mengetahui saudara-saudara kita yang belum bisa menikmati listrik,” tandasnya.

Baca juga:  Sambut HAPUA-JEPIC Symposium 2022, PLN Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik

Apalagi, kata dia, Pemerinatah saat ini mempunyai program RTS (Rumah Tangga Sejahtera-red), dimana biaya isolasi rumah dan biaya penyambungan listrik dianggarkan melalui APBN. Sehingga, semua rumah tangga miskin, terutama yang masuk data TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan-red) wajib menikmati listrik secara gratis, baik yang dianggarkan lewat APBN maupun CSR dengan daya yang telah ditentukan, yaitu daya 450 VA dan 900 VA. “Untuk pelanggan-pelanggan ini (TNP2K-red) akan kami data, terutama pelanggan-pelanggan yang belum menikmati listrik yang masuk di data terpadu TNP2K,” jelasnya.

Baca juga:  Pohon Kendal Tumbang, Tembok Pasar Yangapi Rusak

Kalau pelanggan tersebut masuk pada data terpadu tersebut akan diusulkan pada direksi untuk kemudian mendapatkan CSR. “Untuk mereka bisa mendapatkan sambungan listrik yang gratis dari PLN dalam artian instalasinya dibayari oleh PLN maupun APBN, demikian juga biaya penyambungannya. Sehingga, saudara-saudara kita yang tidak mampu ini juga akan menerima dan menikmati listrik dari PLN. Sementara, pelanggan yang mampu kita hanya menyediakan jaringan sampai ke rumah mereka sehingga bisa menyambungkan listrik dengan membayar DP,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *